[WEEKEND] Temuan Arkeologi Terbaru Berusia 3.000 Tahun Bisa Ubah Sejarah Saqqara
JAKARTA - Otoritas Mesir mengumumkan penemuan Arkeologi terbaru yang signifikan. Lokasinya berada di Saqqara, selatan Kairo. Dikatakan signifikan, karena jejaknya bisa ditelusuri hingga 3.000 tahun lalu, kembali ke periode Kerajaan Baru.
Temuan Arkeologi kali ini termasuk 54 peti mati kayu. Arkeolog Zahi Hawass yang mengepalai misi Arkeologi ini menuturkan, turut ditemukan pula kuil pemakaman Ratu Neit yang berada di dekat Piramida suaminya, Raja Teti.
"Raja Teti merupakan Firaun pertama dari Dinasti Keenam Kerajaan Lama. Kuil pemakaman Ratu Neit berusia 4.200 tahun," jelas Hawass, melansir Reuters.
Peti mati atau sarkofagus termasuk yang pertama berhasil ditelusuri kembali ke zaman Kerajaan Baru yang ditemukan di Saqqara. Diukir dalam bentuk manusia, dicat dengan warna-warna cerah. Banyak di antaranya yang masih utuh.
"Permainan kuno, patung dan topeng juga ditemukan. Semua penemuan ini akan menulis ulang sejarah Saqqara selama Kerajaan Baru, antar Abad ke-16 Sebelum Masehi hingga Abad ke-11 Sebelum Masehi ," kata Hawass.
Penemuan puluhan sarkofagus tersebut berasal dari penggalian di 52 lubang penguburan dengan kedalaman 10-12 meter. Sebelumnya, di Bulan November 2020, Mesir mengumumkan penemuan lebih dari 100 sarkofagus dalam kondisi utuh. Melansir global times, itu penemuan terbesar sepanjang tahun lalu.
另请阅读:
Saqqara sendiri diketahui merupakan situs warisan budaya dunia yang diakui dan dilindungi oleh UNESCO. Bahkan kawasan ini disebut sebagai 'rumah' bagi penemuan Piramida berundak.
Diketahui, penemuan ini menjadi penting bagi dunia pariwisata Mesir. Para pejabat berwenang ingin segera memamerkan artefak tersebut untuk menghidupkan kembali pariwisata Mesir yang terdampak COVID-19. Tahun lalu, jumlah wisawatan yang datang ke Mesir hanya berjumlah 3,5 juta orang dari sebelumnya 13,1 juta orang di tahun 2019.