Strategi Jitu Flick yang memainkan Coman Sejak Awal Jadi Kunci kemenangan Bayern Munich
JAKARTA - Keputusan manajer Bayern Munich, Hansi Flick memainkan Kingsley Coman sejak menit pertama menuai pujian. Jebolan akademi Paris Saint-Germain itu menjadi penentu kemenangan 1-0 Bayern Munich atas bekas tim Coman dalam laga final Liga Champions, Minggu, 23 Agustus waktu setempat.
Mantan gelandang Bayern Munich, Owen Hargreaves, memuji keputusan yang diambil Flick. Pasalnya, sang juru racik sebelumnya lebih banyak menurunkan Ivan Perisic sebagai pilihan utama mengisi sektor sayap kiri serangan Die Bavaria, termasuk dalam tiga pertandingan menuju final.
"Hansi Flick selalu menemukan keputusan tepat di penentuan dan hari itu keputusan itu adalah Kingsley Coman," kata Hargreaves yang bertugas sebagai pandit laga final tersebut di stasiun televisi BT Sports dilansir Antara, Senin.
Sehari jelang final, Flick sempat melontarkan sinyal bahwa ada kemungkinan Coman diturunkan sejak awal guna menyiasati ekses kelelahan yang mungkin sudah dirasakan Perisic mengingat babak perempat final hingga final digelar jadwal yang padat.
另请阅读:
Keputusan itu terbukti mujarab sebab Coman beberapa kali mengancam pada babak pertama sebelum akhirnya memecahkan kebuntuan dengan menanduk umpan lambung terukur dari Joshua Kimmich demi membawa Bayern Munich memimpin pada menit ke-59. Keunggulan itu bahkan berhasil dipertahankan hingga bubaran.
Lebih jauh lagi, Hargreaves menyebut Flick berhasil menciptakan perubahan di kubu Bayern Munich. Bukan saja mengangkat mereka dari keterpurukan yang terjadi di awal musim di bawah kepelatihan Niko Kovac, tetapi juga dari penampilan di Liga Champions musim lalu.
Musim lalu, Bayern terhenti di babak 16 besar setelah kalah 1-3 melawan Liverpool di hadapan pendukungnya sendiri.
"Ini salah satu skuat Bayern terbaik sepanjang masa. Flick mengubah tim ini menjadi sebuah mesin yang luar biasa," kata Hargreaves yang merupakan jebolan akademi Bayern itu.
"Tahun lalu Liverpool membuat mereka tak berkutik dan semua orang berpikir itu jadi penanda berakhirnya era Bayern, dan sekarang ini menjadi awal dari jaman baru," pungkasnya.
Flick sukses mengantarkan Bayern meraih trofi Si Kuping Besar keenamnya, menyamai rekor Liverpool, sembari dikawinkan dengan gelar Bundesliga Jerman serta trofi Piala DFB Pokal untuk menorehkan trigelar kedua setelah 2013 di bawah asuhan Jupp Heynckes.