JAKARTA - Beredar di media sosial, bahwa seluruh data anggota Polri telah berhasil diretas seseorang. Bahkan, peretas ini memungkinkan untuk dapat mengubah isi database setiap anggota Polri.
Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono, membantah adanya informasi bahwa server website kepolisian Indonesia yang berisikan data seluruh anggota dibobol peretas atau hacker. Sebab sejauh ini kondisi server masih dalam penguasaan Polri.
"Enggak ada," ujar Argo dalam pesan singkatnya dan mengkonfirmasi soal peretasan tersebut, Selasa, 16 Juni.
Halo @DivHumas_Polri saatnya berbenah. Seseorang mengklaim sudah berhasil membobol data seluruh anggota Polri. Orang ini kemudian dengan mudahnya bisa mengakses, mencari dan mengganti data anggota Polri tersebut.
Contohnya ini, baru mutasi ke Densus 88 eh datanya udah bocor :( pic.twitter.com/kzksz2iOhD
— Teguh Aprianto (@secgron) June 15, 2020
Kendati sudah mengeluarkan bantahan, Mabes Polri sejatinya harus kembali memeriksa kondisi servernya. Sebab menurut penelusuran Teguh Aprianto, yang juga peneliti keamanan siber, situs Polri cukup sering diretas.
"Polri sendiri pernah ga sih kebobol? Sering. Berdasarkan http://zone-h.org aset milik Polri (domain utama dan subdomain) sudah pernah dibobol sebanyak 259 kali," tulis Teguh dalam kicauan Twitternya.
Bahkan dijelaskan Teguh, tampilan situs Polri pernah diganti secara ilegal pada 2015 lalu. Saat itu peretas menggunakan tagar #SaveKPK untuk menggantikan laman depan situs Polri.go.id.
BACA JUGA:
Selain itu, Teguh menuturkan bahwa peretas menjual mengakses aplikasi yang bisa mengganti data tersebut seharga 1.200 dolar AS atau setara Rp17 juta. Sementara untuk informasi bug pada aplikasi dijual 2.000 dolar AS atau sekitar Rp28,5 juta.
Kicauan ini pun sudah dikomentari lebih dari 300 warganet, dan telah di-retweet 1.409 akun. Dalam utasan tersebut disebutkan kalau, peretas juga menunjukkan salah satu data anggota Polri yang berhasil dibobol dan diubah.