JAKARTA – Regulator Uni Eropa berencana mengurangi regulasi mereka terkait Kecerdasan Buatan (AI) untuk mendukung perusahaan teknologi. Rencana ini disampaikan pada pertemuan puncak AI di Paris, Prancis.
Ratusan negara hadir dalam acara AI Summit Action alias Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Aksi AI, termasuk Uni Eropa. Sejumlah pemangku jabatan terlihat menghadiri acara tersebut, termasuk Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Macron mendesak investasi AI di Uni Eropa, khususnya di Prancis. Di tengah ketatnya pembatasan AI, Macron juga menyatakan bahwa ia ingin menyederhanakan regulasi AI di negaranya sehingga perusahaan di Eropa mampu bersaing dengan negara lain.
"Kami akan menyederhanakannya," kata Macron, dikutip dari Reuters pada Selasa, 11 Februari. "Sangat jelas bahwa kami harus melakukan sinkronisasi ulang dengan negara-negara lain di dunia."
Keluhan mengenai aturan AI yang ketat di Uni Eropa telah disampaikan oleh sejumlah perusahaan besar, khususnya Alphabet yang menaungi Google. CEO Sundar Pichai menyatakan bahwa ekosistem dan adopsi AI tengah berkembang di Prancis.
BACA JUGA:
Untuk mendorong inovasi teknologi di negara tersebut, regulasi AI perlu diperhatikan oleh para pemangku jabatan. Oleh karena itu, Kepala Digital Uni Eropa Henna Virkkunen menyatakan dukungannya terhadap penyederhanaan aturan AI yang ramah bisnis.
Virkkunen berjanji bahwa mereka akan menyederhanakan aturan AI di Uni Eropa. Pejabat itu juga berencana menerapkan aturan AI yang lebih menguntungkan inovasi bisnis di Eropa atau tidak menghalangi perkembangan perusahaan teknologi.
"Saya setuju dengan pihak industri bahwa saat ini kita juga harus meninjau kembali peraturan kita, bahwa kita memiliki terlalu banyak regulasi yang tumpang tindih," kata Virkkunen. "Kami akan memangkas birokrasi dan beban administratif dari industri kami."