YOGYAKARTA – Pemerintah akan mendirikan pusat teknologi di kawasan ekonomi khusus (KEK) di Sukabumi, Jawa Barat. Proyek yang diberi nama Bukit Algoritma ini digadang-gadang akan dibangun seperti Silicon Valley di Amerika Serikat.
Silicon Valley sendiri adalah sebutan untuk wilayah di Santa Clara Vaelley yang berada di selatan Bay Area, San Francisco. Tempat ini dijadikan markas oleh banyak perusahaan teknologi kenamaan dunia.
Di Indonesia sendiri, duplikat Silicon Valley memang sempat mengemuka. Beberapa lokasi yang sempat digadang-gadang jadi Silicon Valley Indonesia antara lain Malang, Yogyakarta, BSD Serpong, hingga Batam.
Bukit Algoritma diharapkan dapat menjadi pusat penelitan dan pengembangan teknologi, serta pusat pengembangan sumber daya manusia di masa depan. Secara khusus pengembangan teknologi dan industri 4.0.
Fasilitas yang akan dibangun di Bukit Algoritma Sukabumi
Direktur Utama Badan Usaha Milik Negara di Bidang Kontruksi, PT Amarta Karya (AMKA), Nikolas Agung pada Senin, 19 April 2021 mengatakan, pembangunan Bukit Algoritma akan dimulai pasca idul Fitri mendatang.
Dia mengungkapkan, tahap awal pembangunan infrastruktur meliputi beberapa hal seperti pembangunan akses jalan, pembangkit listrik, pengelolaan air bersih, pisat penelitian, dan sejumlah fasilitas lainnya.
“Pembangunan tahap pertama ini terdiri dari beberapa hal, yakni terkait infrastruktur, yaitu membuat jalan. Nantinya aka nada satu pintu dengan tol Bacimi yang dekat dengan arah Cikidang,” ujar Nikolas, dikutip VOI dari Antara, Selasa, 20 April 2021.
Dia mengklaim, lahan seluas 880 hekatare sudah diminati oleh beberapa investor, seperti pembangunan bidang energi solar cell berkekuatan satu megawatt.
“Mereka (investor) sudah berkunjung kesini beberapa waktu lalu. Dan sudah menyiapkan minimal 7 hektare untuk solar sell satu megawatt bahkan pasarnya sudah di scure,” jelasnya.
Nikolas menambahkan, pihaknya juga akan membuat jalan arteri di area kawasan, terkait juga nanti penerangan jalan umum. Setelah infrastruktur selesai dibangun, akan ada pengelolaan air kotor, dan pengelolaan air bersih.
“Kemudian penataan lahan. Bahkan dalam stet pertamanya akan membangun lima kawasan dan mendukung pusat penelitian, ada nano teknologi. Termasuk menyiapkan lahan-lahan siap bangun,” ungkapnya.
Berikutnya, yang akan dibuat adalah pusat kajian ke wilayah dan eksplisi ruang udara untuk pembuatan pesawat tanpa awak (drone).
“Pengembangan tentang drone angkutan, drone sprai, drone pengawasan, drone militer, drone kargo, drone angkutan yang bisa terbang dengan jarak ratusan kilometer,” ucapnya.
Akses menuju Bukit Algoritma
Perlu diketahui, Bukit Algoritma akan dibangun di Cikadang, Sukabumi Jawa Barat. Dalam radius 50 kilometer dari lokasi pembangunan, tidak ditemukan adanya universitas maupun perguruan tinggi.
Selain itu, infrastruktur untuk menuju bukit algoritma juga belum memadai. Oleh sebab itu, perlu dibangun infrastruktur dari pintu Tol Cibadak menuju kawasan Bukit Algoritma.
“Kita akan inisiasi jalan akses, jalan kawasan, kemudian nanti ada penerangan,” kata Direktur Amka Nikolas Agung.
Saat ini, untuk mencapai Bukit Algoritma menggunakan mobil pribadi, diperlukan waktu sekitar 2,5 jam dari tebet, Jakarta Selatan.
Akan tetapi, dengan pembangunan jalan tol sepanjang 10 km yang akan menghubungkan Tol Cibadak dengan kawasan Bukit Algoritma, kawasan yang akan menjadi pusat teknologi terbesar di Indonesia ini akan lebih mudah diakses dari kota Jakarta dan sekitarnya.