Bagikan:

JAKARTA – Presiden Meksiko, Claudia Sheinbaum Pardo, pada Kamis 30 Januari menyampaikan surat resmi yang dikirimkan pemerintahnya kepada Google. Surat tersebut berisi keberatan atas rencana platform Google Maps untuk menerima perubahan nama Teluk Meksiko menjadi Teluk Amerika, sebagaimana diputuskan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Presiden Trump, yang baru saja menjabat pada 20 Januari 2025, menandatangani perintah eksekutif yang mengubah nama beberapa lokasi, baik di dalam maupun luar wilayah Amerika Serikat. Salah satu perubahan paling kontroversial adalah penggantian nama Teluk Meksiko menjadi Teluk Amerika.

Reaksi Pemerintah Meksiko

Dalam konferensi pers di Istana Nasional, Claudia Sheinbaum menegaskan bahwa perubahan ini melanggar warisan sejarah dan kedaulatan budaya Meksiko. "Kami meminta Google untuk tidak mengakui perubahan ini karena nama Teluk Meksiko telah digunakan selama lebih dari 400 tahun dan memiliki makna mendalam bagi bangsa kami," ujar Sheinbaum, dikutip VOI dari Reuters.

Langkah ini dilakukan setelah beberapa platform teknologi besar, termasuk Google dan Apple, menerima tekanan dari politisi AS untuk mencerminkan perubahan nama tersebut dalam aplikasi peta mereka.

Respons Google dan Apple

Google menyatakan bahwa mereka akan memperbarui Google Maps jika Sistem Informasi Nama Geografis (GNIS) Amerika Serikat telah diubah secara resmi. Namun, hingga saat ini, nama yang ditampilkan di Google Maps masih Teluk Meksiko.

Sementara itu, Apple mengambil langkah berbeda. Dalam pencarian di Apple Maps, nama Teluk Amerika akan muncul ketika pengguna di Amerika Serikat mencari istilah tersebut. Namun, deskripsi dan data yang ditampilkan tetap menyebutkan Teluk Meksiko. Pengguna di luar Amerika Serikat masih melihat nama Teluk Meksiko secara penuh, dan pencarian "Gulf of America" hanya mengarahkan pada informasi lain, seperti toko pakaian.

Kontroversi dan Solusi Sementara

Langkah yang diambil Apple dianggap sebagai solusi sementara. Jika pengguna mencari nama "Gulf of America" di Amerika Serikat, nama tersebut akan muncul di peta, namun deskripsinya tetap mengacu pada Teluk Meksiko. Setelah pencarian diakhiri, nama yang muncul kembali menjadi Teluk Meksiko.

Bagi pengguna Google di Amerika Serikat, perubahan nama akan ditampilkan sebagai Teluk Amerika. Sementara itu, di luar Amerika Serikat, kedua nama tersebut akan muncul dengan salah satu nama dalam tanda kurung. Di Meksiko sendiri, Google memastikan bahwa yang ditampilkan hanyalah nama Teluk Meksiko.

Meski Apple dan Google mencoba mencari jalan tengah, solusi ini dianggap tidak cukup memuaskan banyak pihak, terutama pemerintah Meksiko. "Kami akan terus memperjuangkan pengakuan terhadap nama asli Teluk Meksiko, baik secara hukum maupun dalam platform teknologi global," tegas Sheinbaum.

Perubahan nama Teluk Meksiko menjadi Teluk Amerika dipandang sebagai langkah yang memicu ketegangan diplomatik dan menimbulkan kritik luas dari berbagai pihak, baik di dalam maupun luar negeri. Pemerintah Meksiko berharap langkah mereka dapat menekan perusahaan teknologi untuk menghormati sejarah dan kedaulatan wilayah mereka.