WHO Sarankan Bermain Game untuk Hilangkan Bosan Selama Masa COVID-19
Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus (Twitter @WHO)

Bagikan:

JAKARTA - Meski terbilang bosan dan jenuh, karena harus tetap beraktivitas di dalam rumah. Supaya tidak bosan organisasi kesehatan dunia (WHO) menganjurkan untuk bermain game online untuk menjaga kesehatan mental, selama masa pandemi COVID-19.

Hal ini diutarakan Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam pernyataan resmi WHO kepada media, terkait perkembangan terkini dari penanganan kasus pandemi virus corona di seluruh dunia. Secara khusus Tedros menyoroti kesehatan mental warga dunia yang saat ini menjalani isolasi diri di rumah. 

"Tidak ada kegiatan yang mengharuskan Anda meninggalkan rumah, bagian penting dari membantu memperlambat penyebaran COVID-19. Salah satu dari mereka mungkin mengejutkan beberapa dari Anda, meskipun Mainkan video game aktif," ungkap Tedros dalam pernyataan resmi WHO.

Setidaknya WHO merekomendasi untuk bermain dengan keluarga atau secara mandiri memainkan sebuah permainan bersama. Paling tidak luangkan waktu sekitar 30 menit bersama keluarga atau kerabat dekat untuk menghalau rasa stress dan takut selama pandemi COVID-19.

Banyak permainan yang bisa dilakukan, mulai dari game konsol maupun aktivitas bergerak lainnya selama di dalam rumah. Terlebih saat ini sudah banyak permainan konsol yang memiliki opsi gerak atau motion sensor, dalam memainkan game. 

Pemerintah Polandia bahkan mengratiskan layanan game online agar bisa dimainkan masyarakat maupun kaum muda agar tetap berada di dalam rumah dan melakukan social distancing. Hal ini dilakukan seiring ditutupnya sekolah-sekolah dan perkantoran selama pandemi corona.

Melalui situs Grarantanna.pl, warga Polandia bisa mengakses berbagai game dan layanan interaktif lain yang tersedia, seperti kuis dan puzzle. Ada turnamen game Minecraft yang sengaja diselenggarakan Pemerintah Polandia untuk membangun replika bangunan-bangunan terkenal.

Berdasarkan data terkini, jumlah kasus pasien positif yang terkonfirmasi mencapai 607.965 di seluruh dunia. Sementara jumlah korban meninggal mencapai 28.125, dengan 132.688 orang pasien lainnya dinyatakan telah sembuh.