JAKARTA – Schneider Electric, perusahaan teknologi dalam pengelolaan energi dan otomatisasi digital, kembali menegaskan komitmennya dalam mendukung keberlanjutan melalui elektrifikasi hingga otomatisasi.
Melalui acara 4.0 Conference and Expo 2024 yang diselenggarakan pada 27 dan 28 Agustus, Schneider menjelaskan perjalanan mereka dalam mencapai net-zero. Tak hanya itu, Schneider juga menyoroti peningkatan efisiensi energi melalui solusi teknologi mereka.
Menurut Schneider, digitalisasi dan efisiensi energi merupakan komponen penting untuk mencapai strategi keberlanjutan. Elektrifikasi juga penting untuk diterapkan karena mendorong dekarbonisasi, sebutan untuk proses menghilangkan emisi gas rumah kaca dan karbon dioksida.
Schneider Electric masih berusaha mencapai emisi nol bersih pada tahun 2050. Untuk mencapai tujuan ini, Schneider membuat tujuan jangka pendek yang diharapkan tercapai pada tahun 2025, yaitu meningkatkan green revenue hingga 80 persen.
Schneider Electric juga menargetkan pengurangan emisi karbon hingga 800 juta metrik ton dari para pelanggannya, pengurangan emisi karbon dioksida sebesar 50 persen dari seribu supplier utama, menggunakan 50 persen material ramah lingkungan, dan lainnya.
"Selain itu, perusahaan juga fokus pada peningkatan keragaman gender, memberikan akses ke listrik ramah lingkungan bagi 50 juta orang, serta pelatihan untuk satu juta orang dalam manajemen energi," kata Schneider dalam siaran pers yang VOI terima.
BACA JUGA:
Upaya keberlanjutan lainnya dari Schneider adalah penggunaan solusi teknologi di smart factory yang ada di Batam dan Cikarang. Perusahaan telah menerapkan solusi seperti EcoStruxure, arsitektur terbuka yang didukung oleh Internet of Things (IoT).
Berkat solusi ini, Schneider berhasil mengurangi biaya limbah hingga 40 persen dan meningkatkan efisiensi energi sebesar 20 persen. Schneider juga memasang panel surya yang menghadirkan 224 MWh per tahun atau setara dengan 21,6 persen total konsumsi listrik.
"Dengan tindakan ini, Schneider Electric berhasil mengurangi CO2 (karbon dioksida) dari operasionalnya sebesar 164 total karbon dioksida (TCO2), dan menghemat biaya listrik sebesar 6,4 persen," ungkap Schneider.