Bagikan:

JAKARTA - Baru-baru ini, media sosial dipenuhi dengan klaim soal peretasan besar di bursa kripto Bitfinex. Serangan yang diduga dilakukan oleh kelompok "FSociety" ini membuat investor khawatir, dengan laporan yang menyebutkan bahwa 2,5 terabyte data dan detail pribadi dari lebih dari 400.000 pengguna dicuri.

Namun, kabar tersebut ternyata keliru. Paolo Ardoino, Chief Technology Officer (CTO) Bitfinex, menegaskan bahwa setelah pemeriksaan menyeluruh, "rekaman pengguna Bitfinex aman". Klarifikasi ini membuat lega para pengguna, sekaligus menjadi pengingat penting tentang keamanan data di dunia digital.

Klarifikasi Bitfinex

Gelombang informasi yang salah tampaknya berawal dari cuitan Alice dari Shinoji Research. Cuitan yang kemudian dihapus ini, yang dibagikan oleh Walter Bloomberg, mengklaim adanya pelanggaran data besar-besaran di Bitfinex berdasarkan informasi dari FSociety. Klaim ini kemudian dilebih-lebihkan oleh sebuah media berita ternama, memperparah situasi.

Shinoji Research kemudian mengakui kesalahannya, menjelaskan bahwa FSociety kemungkinan menyusun daftar kredensial login dari pelanggaran sebelumnya, bukan dari Bitfinex. 

"Mereka kemudian membuat situs terlihat seperti permintaan tebusan untuk pelanggaran besar," jelas Alice. Taktik ini menggarisbawahi kekhawatiran yang berkembang di bidang keamanan siber - penggunaan data yang dicuri dari pelanggaran sebelumnya untuk serangan phishing.

Ardoino memanfaatkan kesempatan ini untuk menekankan poin penting yang sering diabaikan oleh pengguna kripto: “Sayangnya, banyak pengguna menggunakan alamat email/kata sandi yang sama di banyak layanan, termasuk bursa kripto.”

Perilaku ini memicu efek domino, di mana satu pelanggaran keamanan di satu platform dapat mengungkap kerentanan pengguna di berbagai akun.