Bagikan:

JAKARTA - Para pengguna TikTok kini dalam kepanikan setelah Presiden AS Joe Biden menandatangani undang-undang yang memerintahkan pemilik aplikasi video sosial asal China tersebut untuk menjualnya dalam waktu sembilan bulan.

Langkah ini, yang disahkan oleh Dewan Perwakilan AS dengan dukungan luas dari kedua belah pihak, 360 suara mendukung dan 58 menolak, telah membuat pemilik TikTok, ByteDance, yakin bahwa 'larangan total TikTok di AS' akan segera menjadi hasil yang 'sudah ditetapkan'.

Penolakan ByteDance untuk divestasi saham  membuat 150 juta warga Amerika Serikat khawatir tentang nasib video dan pengikut mereka di platform tersebut. Namun, ada cara bagi para pengguna TikTok untuk melindungi konten mereka bahkan jika aplikasi tersebut ditarik dari pasar AS, seperti mengunduh data akun yang disimpan oleh aplikasi.

Komite Pemilihan Dewan Perwakilan Rakyat AS menuduh bahwa pejabat Partai Komunis China (PKC) melalui ByteDance menggunakan TikTok untuk memata-matai lokasi pengguna AS dan mengatur algoritmanya untuk melakukan kampanye pengaruh, menjadikannya ancaman keamanan nasional.

Ketua Komite Urusan Luar Negeri Dewan Perwakilan Rakyat AS, Michael McCaul, dari Texas, yang memperkenalkan langkah tersebut, mengatakan TikTok adalah 'balon mata-mata di ponsel Amerika' yang dimaksudkan untuk 'memata-matai dan mengeksploitasi informasi pribadi warga Amerika'.

Sementara pemerintah bergerak untuk melarang TikTok, warga Amerika bersatu untuk melawan undang-undang tersebut. Pasalnya  banyak yang mengandalkan aplikasi tersebut sebagai satu-satunya sumber penghasilan mereka.

“Berjuang untuk TikTok bukanlah berjuang untuk sebuah aplikasi. Ini berjuang untuk hak untuk berbicara,” kata Gavin Dees, seorang TikToker dengan lebih dari satu juta pengikut namun tidak mau mengungkapkan berapa banyak uang yang ia hasilkan.

“Ini berjuang bahkan untuk orang yang mungkin tidak sepenuhnya saya percayai dengan cara yang sama. Saya percaya pada hak Anda untuk mempercayainya dan berbicara tentang hal itu. Dan TikTok memungkinkan hal itu dalam cara yang belum pernah kita lihat sebelumnya,” ujarnya seperti dikutip VOI dari DailyMail.com.'

Bagi mereka, seperti Dees, larangan tersebut bisa berarti semua pekerjaan mereka akan hilang. Tetapi Jess Hunichen, salah satu pendiri agen manajemen bakat influencer global Shine Talent Group, menyarankan agar semua konten TikTok Anda telah di-backup, sehingga tidak ada yang hilang jika AS memberlakukan larangan.

“Influencer, pembuat konten, dan bahkan pengguna TikTok yang lebih casual, juga khawatir kehilangan komunitas pengikut yang telah mereka bangun dengan susah payah di aplikasi tersebut,” kata Hunichen kepada Newsweek.

Berita ini menginformasikan bagaimana untuk melindungi konten TikTok Anda dan menjaga hubungan dengan pengikut di platform lain jika larangan tersebut terjadi di AS.