Bagikan:

JAKLARTA - Para pendiri Facebook, Mark Zuckerberg, dilaporkan suka melakukan pertemuan sambil berjalan, dan hal serupa juga dilakukan oleh pendiri Apple, Steve Jobs - dan ilmuwan telah membuktikan bahwa mereka benar.

Hanya dengan berjalan selama 20 menit, otak dapat mempersiapkan diri untuk menerima dan menyimpan informasi baru, menurut penelitian neurosains.

Efek positif ini terlihat pada area otak yang terlibat dalam pengambilan keputusan, pengelolaan stres, dan perencanaan perilaku.

Berbagai bentuk latihan fisik juga memiliki manfaatnya sendiri bagi kesehatan otak, tetapi penelitian ini menunjukkan bahwa hanya dengan sedikit berjalan sudah dapat meningkatkan daya pikir otak - dan berjalan selama 20 menit jauh lebih baik daripada tidak berolahraga sama sekali.

Gambar-gambar tentang perbedaan otak saat duduk diam selama 20 menit dibandingkan dengan berjalan selama 20 menit menjadi sorotan di media online.

Seorang pengguna media sosial, Tim Carden, membagikan informasi tentang manfaat berjalan ini, dengan mencatat bahwa para filsuf seperti Aristoteles, Virginia Woolf, dan Nikola Tesla juga percaya pada manfaat latihan berjalan.

Latihan fisik dapat meningkatkan jumlah materi abu-abu di otak, yang berkontribusi pada keseimbangan dan koordinasi. Perubahan ini dapat memiliki dampak kesehatan jangka panjang, seperti mengurangi risiko jatuh.

"Sepanjang sejarah, para pemikir terbesar adalah pecinta berjalan," kata Carden, yang merupakan salah satu pendiri Thoughtleadr. "Pengusaha teknologi termasuk Steve Jobs dan Mark Zuckerberg dikenal mendukung pertemuan sambil berjalan. "Berjalan membantu mengatasi blok mental, meningkatkan pemikiran divergen, dan menghubungkan ide-ide."

Dia juga mencatat bahwa Hippocrates, bapak kedokteran modern, pernah menyatakan 'berjalan adalah obat terbaik manusia.'

Gerakan ini tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan otak, tetapi juga memperkuat jantung, paru-paru, tulang, serta membantu pencernaan dan mengatur gula darah.

Carden berbagi hasil pemindaian otak dari sebuah studi pada tahun 2009 yang dilakukan oleh peneliti di University of Illinois.

Peserta yang berjalan selama 20 menit di treadmill sebelum melakukan tes membaca menunjukkan hasil yang signifikan lebih baik daripada orang yang duduk diam selama 20 menit.

Pengukuran aktivitas otak dengan elektroensefalografi (EEG) memberikan petunjuk tentang apa yang terjadi.

Pengukuran EEG ini menunjukkan bahwa aktivitas otak peserta secara signifikan lebih tinggi setelah berjalan, dan beberapa efek peningkatan otak bertahan hingga hampir 30 menit setelah mereka selesai berolahraga. Ilmuwan juga melihat efek positif konkrit dari peningkatan otak ini.

Dalam sebuah studi dari ilmuwan di Stanford University, sukarelawan menunjukkan kinerja yang lebih baik dalam tes pemikiran kreatif jika mereka melakukannya sambil berjalan daripada saat duduk.

Lebih dari 80 persen partisipan menunjukkan lebih banyak kreativitas dalam jawaban mereka saat berjalan dibandingkan saat duduk. Berjalan juga dapat memberikan manfaat dalam interaksi sosial.

Baik untuk urusan bisnis maupun kesenangan, kebiasaan berjalan Mark Zuckerberg dapat memberikan manfaat besar: volume materi abu-abu yang lebih besar, dan aktivitas otak yang lebih tinggi di area yang berhubungan dengan kendali motorik dan kognisi.

Carden melanjutkan dengan menjelaskan mengapa dia percaya bahwa berjalan lebih unggul daripada jenis latihan lainnya, mencatat bahwa berjalan lebih mudah bagi sendi, tidak memerlukan peralatan gym, dan dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja.

Penelitian yang diterbitkan pada tahun 2023 menemukan bahwa berjalan cepat selama hanya 11 menit sehari dapat mengurangi kemungkinan kematian dini hingga seperempat.

Analisis data melibatkan lebih dari 30 juta orang menemukan bahwa 75 menit per minggu aktivitas dengan intensitas sedang - seperti bersepeda, mendaki, atau menari - menurunkan risiko kematian dini sebesar 23 persen.

Khususnya, ini mengurangi risiko mengembangkan penyakit kardiovaskular - yang dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke - sebesar 17 persen dan kanker sebesar 7 persen.

Pengguna media sosial juga mengatakan bahwa 'berjalan setelah makan adalah keuntungan ganda,' yang sejalan dengan temuan dari sebuah studi pada tahun 2022 yang dilakukan oleh peneliti dari University of Limerick di Irlandia.

Berjalan sebentar setelah makan dapat mengurangi kadar gula darah dan menurunkan risiko diabetes tipe 2, kata tim tersebut.

Mulai 60 hingga 90 menit setelah makan adalah waktu yang optimal karena pada saat itu kadar gula darah cenderung mencapai puncak dan memungkinkan otot untuk menyerap bahan bakar dari makanan.

Orang harus berjalan selama 15 menit tetapi bahkan 'berjalan mini' selama dua hingga lima menit sudah memberikan manfaat.