Bagikan:

JAKARTA - Produk Qualcomm menjadi dapur pacu beberapa jenis perangkat. Antara lain komputer, smartphone, dan mobil pintar. Kini, prosesor yang dikembangkan perusahaan bakal jadi lebih bertenaga setelah kesepakatan akusisi yang baru saja dilakukan.

Kemarin, Rabu, 16 Januari, Qualcomm mengumumkan akuisisinya atas NUVIA, perusahaan rintisan yang berisi veteran di industri ini. Kesepakatan tersebut bernilai 1,4 milyar dolar Amerika Serikat (AS). Angka tersebut di luar penyesuaian lain dan modal kerja.

Lewat rilis resmi, perusahaan menjelaskan bahwa NUVIA adalah “Tim desainer CPU berkelas dunia yang sudah berpengalaman dalam prosesor performa tinggi, System on Chip (SoC), manajemen daya untuk perangkat komputasi serta aplikasi.”

Bergabungnya NUVIA dengan Qualcomm, yang sudah lebih dulu dikenal sebagai produsen GPU gawai, DSP, dan akselerator multimedia, bakal memberi tambahan tenaga bagi perusahaan untuk mendominasi industri.

Qualcomm menyampaikan bahwa teknologi CPU milik NUVIA bakal diintegrasikan dengan produk terkini. Antara lain menjadi prosesor pada smartphone flagship, laptop generasi selanjutnya, kokpit digital, Advanced Driver Assistance System, teknologi Extended Reality, serta solusi infrastruktur jaringan.

CEO serta presiden Qualcomm, Cristian Amon, mengungkapkan bahwa pihaknya merasa bersemangat dengan bergabungnya NUVIA.

“Dukungan yang mengagumkan dari penggemar maupun rekan atas akuisisi @nuvia.inc. Terima kasih buat kerja samanya! Sudah tidak sabar melihat bagaimana CPU NUVIA + #Snapdragon bisa membantumu menciptakan produk unggul  di era #5G” tulis Amon melalui akun Twitter miliknya, Rabu, 16 Januari.

Sementara itu, Jim Thompson, Chief Technology Officer (CTO) Qualcomm,  turut menyampaikan bahwa integrasi CPU milik NUVIA dengan Sandpragon bakal membawa komputasi performa ke level yang lebih tinggi.

“Dan kemunculan produk yang yang bisa melayani berbagai industri,” cuit Jim.

Berkenalan dengan NUVIA

NUVIA adalah perusahaan rintisan yang didirikan pada bulan Februari 2019. Perusahaan ini berisi veteran dari industri CPU, termasuk di dalamnya yakni Gerard Williams II –yang lebih dikenal sebagai Kepala Arsitektur CPU Apple sejak Lightning hingga Bionic A13.

Veteran lain yang termasuk di dalam tim NUVIA yakni Manu Gulati dan John Bruno.

“CPU dengan performa terdepan bakal bernilai penting dalam menentukan dalam menghasilkan inovasi komputasi di era berikutnya,” terang Gerard Williams selaku CEO NUVIA via XDA-Developers.

Gerard menjelaskan bahwa kombinasi NUVIA dan Qualcomm akan menyatukan teknologi, sumber daya, serta talenta terbaik di industri untuk menghasilkan standar baru dari platform komputasi yang memiliki performa tinggi.

Oleh karena itu, Gerard pun mengaku bersemangat dalam menyambut kesempatan yang bakal muncul dari penggabungan ini.

Akusisi Qualcomm atas NUVIA berpotensi menghasilkan Snapdragon di masa depan dengan inti CPU kustomisasi yang memiliki kecepatan setara Apple. Saat ini, sebagian besar smartphone dan tablet Android memiliki chipset dengan CPU yang berdasarkan ARM Cortex IP, desain mikro arsitektur yang dikeluarkan ARM untuk OEM.

Sudah jadi rahasia umum kalo desain CPU Apple masih jadi yang terdepan di industri. Kehadiran chipset M1 yang baru-baru ini dirilis perusahaan, menjadikan industri PC makin terdepan.

Sebaliknya, performa CPU yang ditawarkan kompetitor seperti Snapdragon 8cx Gen 2, Snapdragon 888, Exynos 2100, Kirin 900, dan masih banyak lagi –belum mampu menandingi Apple. Sekalipun sudah menerapkan ARM terbaru, yakni CPU Cortex-X1.