JAKARTA - Beberapa bulan terakhir, stasiun pertukaran baterai untuk motor listrik sudah hadir di sekitar ibu kota Kenya, Nairobi. Ini menandakan revolusi sepeda motor listrik di wilayah tersebut.
Sistem pertukaran baterai tidak hanya menghemat waktu, tetapi juga menghemat uang bagi lebih dari satu juta pengendara sepeda motor Kenya, yang masih menggunakan sepeda motor komersial.
Electric bodas are driving the green revolution in Kenya💚🏍
The future of transport is electric!
The 🇬🇧 and 🇰🇪 signed the declaration on zero emissions in transport at #COP26, and today we’re celebrating Kenyan made electric bodas pic.twitter.com/MvR0vZIwbE
— UK in Kenya 🇬🇧🇰🇪 (@UKinKenya) November 11, 2021
"Tidak masuk akal secara ekonomi dan bisnis bagi mereka untuk memperoleh baterai yang hampir dua kali lipat biaya sepeda," kata Steve Juma, salah satu pendiri perusahaan sepeda listrik Ecobodaa mengutip Reuters.
Saat ini, Ecobodaa memiliki 50 sepeda motor listrik uji di jalan dan berencana untuk memiliki 1.000 pada akhir tahun 2023 yang masing-masing dijual sekitar 1.500 dolar AS (Rp23,4 juta), hampir sama dengan sepeda motor komersial lain.
BACA JUGA:
Hanya saja, setelah pembelian awal, sepeda motor listrik yang dirancang cukup kokoh ini akan jauh lebih hemat daripada sepeda motor berbahan bakar bensin.
"Dengan sepeda biasa, saya akan menggunakan bahan bakar senilai sekitar 700-800 shilling Kenya (Rp890-102 ribu) setiap hari, tetapi dengan sepeda ini, ketika saya menukar baterai saya mendapatkan satu baterai dengan harga 300 shilling (Rp38 ribu)," kata Kevin Macharia, 28, yang mengangkut barang dan penumpang di sekitar Nairobi.