Bagikan:

JAKARTA - Saat ini, ketika memasuki revolusi industri 4.0, teknologi digital menjadi modal utama yang harus dimiliki oleh pelaku usaha.

Jika melihat dua tahun ke belakang selama pandemi, banyak pelaku usaha yang pada akhirnya mau tidak mau harus menggunakan digital untuk mempertahankan usahanya. Dengan begitu, ekonomi digital dapat memberikan dampak positif dalam meningkatkan perekonomian negara.

Menurut Lucky Bo, Go-Online coach, di era digital saat ini banyak sekali kesempatan-kesempatan yang muncul untuk banyak orang bisa bertahan di masa pandemi, salah satunya adalah dengan bermigrasi ke platform digital.

Lebih lanjut, Lucky mengatakan bahwa pandemi bukan alasan untuk tidak ada uang atau penghasilan. Menurutnya, adanya pandemi COVI-19 justru menghasilkan gelombang digital yang sangat besar.

"Jadi misalkan ada satu gelombang digital dan kita tidak bisa survive, kita akan tergulung," tutur Lucky adalah webinar Ngobrol Bareng Legislator yang bertema "Potensi Ekonomi di Era Digital" pada Kamis, 4 Agustus.

Artinya, transformasi digital sangat diperlukan. Bagaimana caranya memulainya? Lucky menjelaskan, tips pertama yang harus dilakukan adalah fokus. "Cerdas aja nggak cukup, jadi kamu harus valuable, mau kerja segala dan sebagainya, atau kita bakal keganti sama mesin-mesin itu yang lebih stabil," paparnya.

Tips kedua adalah mencari tahu cara agar sesuatu yang Anda lakukan berhasil. Selanjutnya, perbanyak teman. Karena jika tidak memiliki support team, maka tidak akan dapat berjalan. 

Kemudian, mulailah untuk membuat konten dan cari pasar yang cocok dengan konten Anda. "Jangan cari produk kalau belum punya stok. Jadi jangan cari produknya, tapi cari marketnya. Ingin dikenal sebagai apasih kita?" sambungnya.

Di sisi lain, menurut Junico BP Siahaan, Anggota Komisi I DPR RI yang turut hadir dalam webinar, dia menganggap bahwa, jika banyak orang yang seperti Lucky maka Indonesia akan lebih cepat menjadi negara besar.

"Secara dramatis mendapatkan ilmu yang luar biasa dan mendapatkan akselerasi dalam literasi digital, Indonesia akan lebih cepat menjadi negara besar sebelum 2045," tambahnya.

Menurutnya, jumlah bukanlah masalah, melainkan kualitas dari orang-orang yang ada di ruang digital.