Konglomerat Dunia Elon Musk Digugat Investor Twitter dengan Tuduhan Memanipulasi Saham
Elon Musk kembali hadapi tuduhan soal saham Twitter. (foto: dok pixabay)

Bagikan:

JAKARTA – Konglomerat dunia Elon Musk digugat oleh investor Twitter Inc  yang mengklaim bahwa CEO Tesla ini memanipulasi harga saham perusahaan ke bawah. Ini terjadi saat pemilik SpaceX itu  mengajukan tawaran pengambilalihan 44 miliar dolar AS (Rp636,6 triliun) atas kepemilikan platform media sosial itu.

Para investor mengatakan Musk menghemat 156 juta dolar AS (Rp 2,2 triliun) dengan tidak mengungkapkan bahwa dia telah membeli lebih dari 5% Twitter pada 14 Maret. Mereka meminta untuk disertifikasi sebagai kelas dan diberikan jumlah hukuman dan ganti rugi yang tidak ditentukan.

Mereka juga menyebut Twitter sebagai terdakwa, dengan alasan perusahaan memiliki kewajiban untuk menyelidiki perilaku Musk tersebut, meskipun mereka tidak meminta ganti rugi dari perusahaan media sosial itu.

Para investor mengatakan Musk terus membeli saham setelah itu, dan akhirnya mengungkapkan pada awal April bahwa ia memiliki 9,2% dari saham perusahaan. Ini diketahui  menurut gugatan yang diajukan pada Rabu, 25 Mei di pengadilan federal San Francisco.

"Dengan menunda pengungkapan sahamnya di Twitter, Musk terlibat dalam manipulasi pasar dan membeli saham Twitter dengan harga yang sangat rendah," kata investor, yang dipimpin oleh warga Virginia, William Heresniak, seperti dikutip Reuters.

Baik Musk maupun pengacaranya tidak segera menanggapi permintaan komentar. Twitter juga menolak berkomentar atas laporan itu.

Para investor mengatakan penurunan saham Tesla baru-baru ini telah menempatkan kemampuan Musk untuk membiayai akuisisi Twitter-nya dalam "bahaya besar" karena dia telah menjanjikan sahamnya sebagai jaminan untuk mengamankan pinjaman yang dia butuhkan untuk membeli perusahaan.

Saham Tesla diperdagangkan di sekitar 713 dolar AS pada Kamis sore, turun jauh dari nilai sebelumnya yang berada di atas 1.000 dolar AS pada awal April.

Wall Street Journal melaporkan awal bulan ini, bahwa waktu pengungkapan saham Musk telah memicu penyelidikan oleh Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC).

SEC mewajibkan setiap investor yang membeli saham melebihi 5% di sebuah perusahaan untuk mengungkapkan kepemilikan mereka dalam waktu 10 hari setelah melewati ambang batas.

Para investor juga mengatakan kritik publik oleh Musk terhadap perusahaan, termasuk tweet 13 Mei yang menyatakan pembelian itu "sementara ditahan" sampai Twitter membuktikan bahwa bot spam menyumbang kurang dari 5% dari penggunanya. Ini menurut mereka merupakan upaya untuk lebih mendorong harga saham Twitter terus turun bahkan jatuh.

Musk pada Rabu lalu menjanjikan tambahan 6,25 miliar dolar AS dalam pembiayaan ekuitas untuk mendanai tawarannya untuk Twitter, sebuah tanda bahwa dia masih bekerja untuk menyelesaikan kesepakatan dengan Twitter.

Musk digugat awal bulan ini di Delaware Chancery Court oleh dana pensiun Florida yang berusaha menghentikan kesepakatan atas dasar bahwa beberapa pemegang saham Twitter besar lainnya mendukung pembelian tersebut, yang merupakan pelanggaran hukum Delaware. Gugatan Heresniak tidak berusaha menghentikan pengambilalihan.