JAKARTA - Tim dari pabrikan mobil dan mesin Honda Motor memang sudah lama tak turun dalam kompetisi Formula One. Kali ini, pabrikan asal Jepang mengumumkan akan mundur sebagai pemasok mesin di FIA Formula One World Championship pada akhir 2021 mendatang.
Mengutip BBC Internasional, Jumat 2 Oktober, Honda mengatakan bahwa perusahaan ingin fokus pada teknologi tanpa emisi, dan menciptakan mesin yang berkaitan dengan teknologi tersebut. Karena produsen tersebut berusaha untuk menanggapi tantangan krisis iklim dan pembatasan legislatif pada mesin pembakaran internal di banyak negara.
Tidak hanya itu, Honda juga memutuskan untuk tidak kembali ke F1. Sebab, Honda perlu menyalurkan sumber daya perusahaannya dalam penelitian dan pengembangan ke bidang unit daya dan teknologi energi masa depan.
BACA JUGA:
"Ini bukan akibat pandemi virus corona, tetapi karena tujuan bebas karbon jangka panjang kami," ungkap Kepala Eksekutif Takahiro Hachigo dalam keterangannya secara virtual.
Beberapa waktu lalu, Honda menjelaskan bahwa masalah terbesarnya adalah investasi yang dibutuhkan untuk menyukseskan proyek mesinnya.
"Kami sudah mulai menghitung berapa biayanya dengan peraturan di masa depan. Kami telah memperhatikan bahwa sangat sulit bagi semua pabrikan mobil saat ini, karena perubahan lingkungan untuk elektrifikasi. Jadi, kami menyimpulkan biaya pengembangan dan melakukan diskusi secara internal," kata Direktur pelaksana F1 Honda Masashi Yamamoto.
Diketahui, mesin yang digunakan untuk mobil balap saat ini adalah 1.6 liter V6 turbo hybrids. Arsitektur mesin ini dibuat setelah berkonsultasi dengan produsen mobil global, dan mereka telah menghasilkan langkah revolusioner dalam efisiensi.
A strong double points finish 💪 More points on the board for @AlphaTauriF1 as Dany & Pierre crossed the line in P8 and P9 at the #RussianGP 👊#PoweredByHonda pic.twitter.com/CisMWry3vh
— Honda Racing F1 (@HondaRacingF1) September 29, 2020
Efisiensi termal mesin F1 kecepatannya dapat mengubah energi bahan bakar menjadi tenaga sekira 50 persen, dibandingkan dengan mesin mobil biasa yang hanya menghasilkan 30 persen.
Perusahaan yang rencananya akan kembali ke F1 pada 2015 bekerja sama dengan tim Red Bull Racing ini, malah memilih mempercepat pengembangan teknologi tanpa emisi seperti sel bahan bakar (FCV) dan baterai EV (BEV).
“Kami memahami betapa sulitnya bagi Honda Motor Company untuk mengambil keputusan tersebut. Kami memahami dan menghormati alasan di balik ini," ujar Kepala Tim Red Bull Christian Horner.