JAKARTA – Pemerintah El Salvador akhirnya menunda penerbitan obligasi yang didukung bitcoin yang belum pernah terjadi sebelumnya. Peluncuran ini rencananya akan dilakukan pekan lalu.
Menteri Keuangan Alejandro Zelaya mengatakan pada Selasa, 22 Maret, menyatakan bahwa pemerintah memutuskan untuk menunggu kondisi yang menguntungkan di pasar keuangan.
Pemerintahan Presiden Nayib Bukele sebenarnya telah menjadwalkan peluncuran obligasi sebesar 1 miliar dolar AS (Rp 14,3 triliun) antara 15-20 Maret. Akan tetapi perang antara Rusia dan Ukraina dan volatilitas cryptocurrency yang tajam telah mendorong pihak berwenang untuk mengubah tanggal peluncurannya
Peluncuran dapat ditunda hingga September nanti karena bitcoin telah “pingsan” sejak mencapai rekor harga tertinggi di atas 67.500 dolar AS (Rp 967 juta) pada awal November. Namun harga Bitcoin telah kehilangan hampir setengah dari nilainya pada 22 Januari. Menurut data Refinitiv Eikon, kini Bitcoin telah diperdagangkan pada angka 42.609 dolar AS (Rp 611 juta) pada Selasa lalu.
BACA JUGA:
Menurut Zelaya, kini bukan waktu yang tepat untuk menerbitkan obligasi. Zelaya menyatakan bahwa tanggal yang ideal untuk pergi ke pasar adalah paruh pertama tahun ini.
"Pada Mei atau Juni varian pasarnya sedikit berbeda. Paling lambat September. Setelah September, kalau keluar ke pasar internasional sulit (menambah modal)," ungkap Zelaya seperti dikutip Reuters.
Selama ini, El Salvador menjadi negara pertama di dunia yang mengadopsi bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah, sejak tahun lalu. Kebijakan ini telah menimbulkan kritik dari Dana Moneter Internasional (IMF), yang khawatir tindakan itu dapat merugikan keuangan negara.