Bagikan:

JAKARTA –MotoGP Mandalika 2022, Maret nanti akan menjadi  momentum yang tepat bagi para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah di Nusa Tenggara Barat untuk bangkit kembali. Mereka diharapkan memperoleh manfaat ekonomi dari kegiatan itu.

Harapan ini muncul dari Kepala Dinas Kominfotik NTB, Najamuddin Amy dalam acara Forum Digitalk bertema “UMKM NTB Siap Sambut MotoGP 2022” pada Selasa, 22 Februari 2022. Acara ini diinisiasi oleh Direktorat Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim, Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik.

“Dinas Kominfotik NTB berusaha bukan hanya pada regulasi yang ditekankan, namun adanya kegiatan usaha yang dilakukan secara nyata dengan digitalisasi, dengan memberikan model bisnis yang masih dijual hingga hari ini, yaitu NTBMall.com. Ini adalah situs jual beli online (e-commerce) yang menjual produk-produk UMKM asli unggulan Nusa Tenggara Barat.,” ungkap Najamuddin Amy.

Situs e-commerce ini diharapkan menjadi salah satu etalase yang mampu menjual produk UMKM  dari NTB untuk para wisatawan atau para pengunjung di MotoGP Mandalika.  

“Per Oktober 2021, omzet online dan offline NTBMall mencapai 2,7 milliar, hingga November 2021 telah melibatkan 2.853 UMKM di NTB dengan lebih dari 4.250 produk yang tersebar dari 10 kabupaten/kota,” Najamuddin, dalam rilis yang diterima VOI.

Dalam kesempatan yang sama Ladara, toko belanja online Indonesia juga ingin meningkatkan penjualannya. Founder dan CEO Ladara, Nanny Hadi Tjahjanto menghimbau masyarakat untuk memilih produk lokal hasil karya bangsa dibandingkan produk luar negeri.

Dengan memilih produk dalam negeri dapat secara langsung mendukung dan mendorong perkembangan para pelaku bisnis UMKM dan juga mendukung gerakan Bangga Buatan Indonesia secara nyata

“Kami akan membuat Ladara menjadi pusat berbagai kerajinan dan juga produk-produk khas daerah di seluruh Indonesia yang bisa dibeli secara online, sehingga akan memudahkan masyarakat dalam mendapatkan produk yang tadinya hanya tersedia di daerah-daerah, nantinya akan bisa didapat hanya dalam genggaman,” ungkap Nanny.

Sementara Founder & CEO Tenun Gaya, Wignyo Rahadi mengatakan kain tenun merupakan produk unggulan dari NTB. Untuk itu Wignyo mengajak para UMKM agar lebih memperhatikan quality control dan finishing pada produk-produknya agar memiliki standar kualitas, dan tanpa quality control yang baik, hal itu tidak akan terjadi.

Pada saat perhelatan MotoGP nanti semua mata di dunia akan memandang Mandalika, ini merupakan kesempatan kita untuk berpromosi, tentu yang diharapkan adalah kita bisa menjaga kualitas produk kita untuk mendapat kepercayaan dari masyarakat atau wisatawan luar.

“Jadi teman-teman yang belum melakukan quality control maupun finishing tolong dilakukan sesegera mungkin, dalam waktu jangka pendek ini kita harus bisa menawarkan produk yang terbaik di dalam pagelaran MotoGP,” ajak Wignyo.

Setelah dibina dan diangkat produknya, kendala yang sering ditemui oleh para perajin dan UMKM adalah bagaimana menjual produk tersebut. Salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan fasilitas yang ada, seperti mall online atau pusat belanja online.

“Mari kita bersama-sama bergiat membangun negeri dengan memanfaatkan fasilitas yang telah disediakan oleh pemerintah pusat dan daerah,” ungkap Sativa Sutan Anwar, Pembina & perajin kain tradisional Indonesia.

Sejalan dengan hal tersebut Indah Purwanti Ningsih, Founder Lombok Womenpreneur Club juga mengatakan agar selalu dapat membaca perubahan perilaku konsumen. “Jadilah umkm yang kreatif dan adaptif sehingga dapat berinovasi dan berkreasi sehingga dapat menciptakan produk yang sesuai kebutuhan konsumen saat ini," ungkap Indah.

Acara Forum Digitalk ini diadakan secara hybrid, dihadiri oleh 30 pelaku UMKM di Nusa Tenggara Barat secara luring, dan secara daring melalui aplikasi Zoom dan streaming youtube Ditjen IKP Kominfo sebanyak 400 orang.