Bagikan:

JAKARTA - Selain mengumumkan penggantian nama perusahaan pada Oktober lalu, CEO Facebook yang kini dikenal dengan Meta, Mark Zuckerberg, turut mengungkap inovasi dan penelitian terbaru terkait augmented reality (AR) dan virtual reality (VR).

Zuckerberg juga menyibak lebih banyak visinya tentang metaverse. Pada dasarnya metaverse adalah konsep baru penggabungan teknologi AR dan VR dalam platform online.

Apa Itu Metaverse?

Metaverse adalah pengalaman internet yang mendalam dengan memanfaatkan media sosial, AR dan VR serta teknologi serupa untuk menciptakan keberadaan online itu sama menariknya dengan yang asli.

Perusahaan menambahkan bahwa hasilnya akan menjadi dunia komunitas virtual yang tak berujung dan saling berhubungan, di mana orang dapat bertemu satu sama lain, bekerja bersama, bermain gim dan banyak lagi.

Namun untuk memasuki dunia metaverse, mereka harus menggunakan teknologi seperti headset realitas virtual dan kacamata AR seperti yang dimiliki Meta, Oculus.

Di samping itu, Zuckerberg juga menjelaskan bahwa dengan membawa metaverse dimaksudkan untuk menjadi evolusi berikutnya dari koneksi sosial, ruang virtual dan di mana orang dapat bersosialisasi satu sama lain, belajar bersama, dan berinteraksi dengan cara baru.

Zuckerberg melihat metaverse sebagai penerus internet seluler, sebuah penemuan yang mengubah semua kehidupan dengan memungkinkan orang-orang berada di dunia online dari mana saja, dan memungkinkan bisnis Facebook saat ini ada, sebagaimana diwartakan Entrepreneur, Sabtu, 18 Desember.

Jika metaverse menjadi segala yang diinginkan Zuckerberg, itu juga dapat mengguncang dunia, mengubah keberadaan manusia dari berakar di dunia fisik ke dunia di mana kehadiran digital semakin melengkapi dunia nyata.

Karya Pertama Meta dalam Metaverse

Dua bulan setelah berganti nama, Meta membuat versi beta dari gim realitas virtual multipemainnya Horizon World, dapat diunduh untuk semua orang dewasa di Amerika Serikat (AS) dan Canada secara gratis.

Horizon Worlds merupakan dunia realitas virtual avatar yang sebelumnya telah diluncurkan dalam versi beta tahun lalu. Tetapi hanya pengguna Oculus VR, yang dengan undangan bisa bergabung dengan dunia virtual. Namun kini, semua orang tanpa undangan dapat menjajalnya.

Dikutip dari CNBC Internasional, peluncuran Horizon Worlds yang lebih luas merupakan langkah penting bagi Meta atas karya metaversenya. Dalam Horizon World, oerusahaan mengadopsi moniker baru, berdasarkan metaverse istilah sci-fi, yang menggambarkan visinya untuk bekerja dan bermain di dunia virtual.

Meski begitu, seperti yang dijelaskan Horizon World ini harus menggunakan headset realitas virtual Oculus milik Meta, di mana pengguna dapat membuat avatar tanpa kaki untuk berkeliaran di dunia virtual animasi. Di sana, mereka dapat bermain gim dan berinteraksi dengan avatar pengguna lain.

Metaverse dan Para Kritikus

Dihimpun dari VOX, banyak orang masih mencoba memahami apa sebenarnya metaverse itu dan apakah konsep teknologi futuristik adalah sesuatu yang harus mereka anggap serius. Banyak kritikus dan skeptis yang mencemooh rencana Zuckerberg untuk mengubah Facebook dari perusahaan media sosial menjadi perusahaan metaverse.

Beberapa kritikus mengatakan bahwa dengan berfokus pada metaverse dan menamai dirinya sendiri, perusahaan mencoba mengalihkan perhatian dari masalah yang diciptakan belakangan ini, seperti membahayakan kesehatan mental remaja, memfasilitasi penyebaran disinformasi, dan memicu polarisasi politik.

Bahkan beberapa karyawan Facebook sendiri prihatin dengan metaverse. Eksekutif Facebook Andrew Bosworth dan Nick Clegg menanggapi hal itu.

“Meta tidak akan membangun, memiliki, atau menjalankan metaverse sendiri. Kami memulai percakapan tentang visi kami untuk metaverse lebih awal, bahkan sebelum beberapa teknologi ada. Kami sedang mendiskusikannya sekarang untuk membantu memastikan bahwa persyaratan penggunaan, kontrol privasi, atau fitur keselamatan apa pun sesuai dengan teknologi baru dan efektif dalam menjaga keselamatan orang," ujar keduanya dalam unggahan blog.

Meta Tak Rangkul Metaverse Sendiri

Lebih lanjut, Meta juga menyatakan tidak ingin menjadi satu-satunya yang mengembangkan metaverse. “Ini tidak akan menjadi pekerjaan satu perusahaan saja. Ini akan membutuhkan kolaborasi lintas industri dan dengan para ahli, pemerintah, dan regulator untuk melakukannya dengan benar," tutur Meta pada blog resminya.

Perusahaan bertaruh banyak untuk konsep ini dan tentu saja mengharapkan keberhasilan besar. Rencananya, Meta akan menempatkan beberapa pemikir teknik paling cerdas di dunia untuk mengerjakan proyek tersebut, dan mengakuisisi perusahaan AR dan VR.

Bahkan, mereka akan mempekerjakan lebih dari 10.000 orang, dan mendukung inisiatif dengan puluhan miliar dolar. Zuckerberg, yang pada akhirnya memiliki kendali sepihak atas perusahaannya, tampaknya benar-benar bersemangat tentang hal itu.

Metaverse Bukanlah Hal Baru, dan Meta Bukan Pelopor

Metaverse pada Meta bukanlah hal baru, sebelum Meta banyak perusahaan lain yang telah terjun lebih dahulu, tetapi tanpa huru-hara.

Seperti Roblox, Nvidia, dan Microsoft, yang telah membangun dunia virtual dengan teknologi virtual atau AE. Sayangnya, mereka belum berkembang seperti dalam versi metaverse yang telah dibangun Meta sejauh ini, avatar digital yang ditawarkannya sebagai pengganti tubuh fisik kita adalah kartun, canggung, dan tanpa kaki.

Tak hanya ketiga perusahaan tersebut, pembesut gim Epic Games juga membawa metaverse pada Fortnite-nya. Strategi metaverse Epic memiliki dua cabang, pertama memperluas Fortnite dengan 60 juta pengguna aktif bulanan ke pengalaman yang bisa mencapai satu miliar di masa depan.

Melengkapi itu, perusahaan ingin memanfaatkan alat pembuatan kontennya seperti Unreal Engine untuk grafik 3D, memungkinkan semua perusahaan di seluruh industri untuk memiliki kehadiran 3D waktu nyata.

"Selama beberapa dekade mendatang, metaverse memiliki potensi untuk menjadi bagian bernilai triliunan dolar dari ekonomi dunia. Tiga tahun ke depan akan menjadi masa kritis bagi semua perusahaan yang bercita-cita metaverse seperti Epic, Roblox, Microsoft, Facebook,” jelas CEO Epic Games, Tim Sweeney seperti dikutip dari Hindustan Times.

"Ini semacam perlombaan untuk mendapatkan satu miliar pengguna, siapa pun yang menghasilkan satu miliar pengguna terlebih dahulu, akan dianggap sebagai pemimpin dalam menetapkan standar," imbuhnya.

Lebih dekat dengan metaverse, Epic Games baru saja memperkenalkan Fortnite Party Worlds, atau peta yang semata-mata ditujukan sebagai ruang sosial untuk bertemu teman dan bermain mini gim. Bagaimanapun, Meta harus khawatir tentang ambisi metaversenya melihat perkembangan perusahaan teknologi semakin tak tertandingi.