JAKARTA - Masyarakat Muslim di Inggris memulai puasa pada Selasa 13 April. Ini merupakan kedua kalinya Bulan Suci Ramadan berlangsung di tengah pandemi COVID-19.
Berbeda dengan tahun lalu, di mana penguncian berlangsung ketat. Tahun ini, masyarakat Muslim diizinkan datang ke masjid-masjid yang aman dari COVID-19.
Melansir thenationalnews Selasa 13 April, masjid dibuka tahun ini dan dapat dihadiri oleh sebanyak mungkin orang yang dapat diakomodasi dengan aman dengan jarak sosial.
Yang perlu diperhatikan, Ramadan kali ini sejumlah masjid di Inggris akan menjalankan layanan yang lebih singkat untuk jumlah orang yang terbatas. Ada sejumlah masjid yang tertentu yang meminta jamaahnya mendaftar, termasuk untuk Salat Tarawih. Selain itu, para jamaah juga harus membawa sajadah sendiri dan memakai masker wajah.
Selama Ramadan, pertemuan orang-orang dari lebih dari dua rumah tangga di dalam rumah tidak diperbolehkan. Sementara untuk pertemuan dua rumah tangga atau lebih diperbolehkan di luar ruangan, termasuk taman pribadi, tetapi dibatasi maksimal enam orang.
Terkait dengan program vaksinasi COVID-19 di Inggris, Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS) dan cendikiawan Muslim menyebut, menerima vaksin COVID-19 tidak membatalkan puasa Ramadan.
"Sekarang adalah waktunya untuk menguji iman, melestarikan hidup dan mempercayai pendapat ulama dan komite masjid yang telah memastikan vaksinasi COVID-19 dan tes aliran lateral tidak akan membatalkan atau membatalkan puasa Ramadhan," kata Direktur NHS Dr. Habib Naqvi.
"Kami telah kehilangan terlalu banyak jemaah masjid dan dengan etnis minoritas yang sudah berisiko tinggi terkena virus corona," lanjutnya.
Terpisah, Dr. Farzana Hussain, seorang Muslim dan dokter di The Project Surgery di London Timur mengatakan, menerima vaksin tidak membatalkan puasa karena bukan nutrisi.
“Sama sekali tidak ada alasan mengapa Anda tidak boleh memilikinya, jika Anda memenuhi syarat dan telah diundang untuk vaksin Covid-19 Anda. Dan mereka yang dijadwalkan untuk dosis kedua harus menerimanya," terang Dr. Hussain.
"Alquran mengatakan menyelamatkan hidup Anda adalah hal yang paling penting, menyelamatkan satu kehidupan adalah menyelamatkan seluruh umat manusia. Ini adalah tanggung jawab seorang Muslim yang berlatih untuk mengambil vaksin mereka," paparnya.
Beberapa tempat vaksinasi akan tetap buka, sehingga umat Islam dapat diinokulasi setelah berbuka puasa di malam hari. Pusat vaksinasi di masjid juga akan dibuka sepanjang Ramadan.
Beberapa masjid juga merencanakan klinik vaksinasi pop-up bertepatan dengan buka puasa. Menteri Vaksin Nadhim Zahawi memuji masjid, karena mendorong jamaah untuk menerima vaksin COVID-19.
"Kembali ke kenyamanan, akses, dan dukungan. Itu adalah tempat yang dipercaya masyarakat. Dan memikirkannya, jika orang-orang datang untuk berbuka puasa ke masjid, betapa cara yang bagus untuk berbuka puasa bersama setelah itu untuk melakukan vaksinasi," paparnya.
Sementara, untuk program tes COVID-19 selama Ramadan, NHS menyebut umat Islam dapat tetap memanfaatkan program baru tes cepat yang memungkinkan tes menjangkau ke rumah tangga.
Dr. Hina Shahid dari Asosiasi Dokter Muslim mengatakan, tes tersebut akan membantu umat Islam untuk mendeteksi virus corona sebelum mereka menghadiri sholat.
"Saya sangat mendorong Muslim yang dapat melakukan vaksinasi dan tes aliran lateral selama bulan suci ini, untuk membantu melindungi diri mereka sendiri dan komunitas mereka," kata Dr. Shahid.
"Segala kekhawatiran tentang vaksinasi atau hasil tes cepat dapat didiskusikan dengan dokter umum dan profesional perawatan kesehatan. Kami di sini untuk mendukung pasien dalam mengambil keputusan yang tepat," pungkasnya.