Bagikan:

JAKARTA – Dua raksasa otomotif asal Jepang, Honda dan Nissan, dikabarkan tengah menjajaki rencana merger. Langkah ini mengejutkan dunia otomotif global dan memicu spekulasi besar mengenai masa depan kedua perusahaan.

Semula, pengumuman resmi merger ini dijadwalkan pada akhir Januari. Namun, berdasarkan laporan dari Carscoops yang dikutip Selasa, 4 Februari, agenda tersebut ditunda hingga pertengahan Februari. Sumber anonim menyebutkan bahwa Honda masih membutuhkan waktu tambahan untuk mengevaluasi rencana tersebut sebelum mengambil keputusan final.

Di sisi lain, mantan bos Nissan dan Renault, Carlos Ghosn, mengklaim bahwa keterlibatan Honda dalam merger ini bukan sepenuhnya inisiatif mereka. Menurutnya, Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang menekan Honda agar menyetujui merger demi menyelamatkan Nissan dari krisis finansial.

Honda sendiri tak menutup kemungkinan bergabung, tetapi menegaskan bahwa Nissan harus membuktikan kemampuannya untuk bangkit secara operasional dan finansial sebelum merger benar-benar terealisasi.

Saat ini, Nissan tengah menghadapi tantangan besar. Perusahaan tersebut telah mengumumkan pemangkasan 9.000 tenaga kerja di seluruh dunia, pengurangan kapasitas produksi global sebesar 20 persen, serta program pensiun dini di tiga pabriknya di Amerika Serikat.

Bagaimana dengan Mitsubishi?

Dalam dinamika ini, Mitsubishi turut terseret dalam pembicaraan merger. Namun, laporan menunjukkan bahwa Mitsubishi lebih memilih untuk tetap berdiri sendiri dan menjual mobil secara mandiri. Meski begitu, perusahaan ini masih membuka peluang untuk kolaborasi terbatas dengan Honda dan Nissan di masa mendatang.

Merger ini masih menyisakan banyak tanda tanya. Akankah Honda dan Nissan benar-benar bergabung? Atau justru langkah ini akan berakhir tanpa kesepakatan? Kita tunggu perkembangan selanjutnya.