JAKARTA - Merek otomotif premium dari Jepang, Lexus berencana untuk menggantikan flagship sedannya yakni LS dengan model SUV tujuh kursi. Langkah ini diambil karena hasil kurang impresif yang diperoleh mobil mewah ini.
Menurut media Jepang Mag-X, Jumat, 31 Januari, pabrikan berlogo ‘L’ ini sedang mempertimbangkan pengembangan SUV mewah baru berkonfigurasi tiga baris yang ditujukan untuk pembeli VIP.
Kabarnya, mobil ini akan diusulkan sebagai pengganti dari sedan LS wujudnya akan diklasifikasikan sebagai SUV. Laporan tersebut menyatakan konsep dasar dari mobil ini masih berada dalam tahap perencanaan dan belum dipastikan akan melanjutkan penamaan ‘LS’ atau tidak.
Meskipun diplot sebagai pengganti LS yang bermesin 3,5 liter V6, mobil ini akan ditenagai oleh mesin 4-silinder 2,4 liter turbocharged yang dibantu motor listrik ganda atau sama seperti yang ada pada MPV LM.
Dengan demikian, mesin tersebut dapat menawarkan efisiensi bahan bakar 6,6 liter/100 km. Disamping itu, varian plug-in hybrid (PHEV) juga akan ditawarkan di masa mendatang.
BACA JUGA:
Selain itu, dikabarkan SUV tersebut akan mengusung arsitektur TNGA-K atau platform yang sama seperti lini SUV lainnya, yakni NX dan RX.
Laporan tersebut juga menyebut bahwa Lexus berpotensi akan menggunakan platform roda belakang yang juga akan digunakan pada mobil sport generasi berikutnya dari brand Toyota atau mengusung sasis TNGA-L yang mendasari LS dan LC saat ini.
Publikasi tersebut juga menerangkan mobil ini akan diperuntukkan untuk orang-orang penting termasuk Perdana Menteri Jepang yang akan menggunakan konfigurasi anti-peluru. Kemudian, SUV tersebut kemungkinan akan menyasar ke pasar Timur Tengah di mana SUV besar menjadi sangat populer.
Masih belum jelas pemosisian sebenarnya dari mobil ini. Karena akan mengganti LS sebagai model flagship, kemungkinan pasarnya akan berbenturan dengan LX sebagai kasta teratas SUV yang ditawarkan oleh Lexus berbasis dari Toyota Land Cruiser.
Lexus LS generasi saat ini juga diumumkan telah dicoret dari pasar Inggris setelah menunjukkan eksistensinya selama 35 tahun.
keputusan ini harus diambil oleh merek menyusul buruknya penjualan dari sedan flagship tersebut dengan hanya terjual sebanyak 39 unit sejak pergantian dekade atau 2020 lalu, termasuk tiga unit pada tahun lalu.
Aspek lain yang menjadi pemicu Lexus harus mencoret model ini ialah karena masalah homologasi dan legislasi. Seorang juru bicara merek juga mengatakan meningkatnya popularitas MPV mewah, yakni LM juga berkontribusi terhadap keputusan ini.