Bagikan:

JAKARTA - Sejumlah pabrikan otomotif Jepang yang berbisnis di China tengah terdesak akibat gempuran merek lokal yang menyediakan produk lebih terjangkau. Bahkan pabrikan seperti Infiniti, dikabarkan bakal menarik diri dari pasar tersebut.

Namun di tengah rumor tersebut, pabrikan mewah yang dimiliki oleh Nissan tersebut membantah rumor ini meskipun penjualannya berlangsung lesu.

Melansir dari CarNewsChina, Selasa, 19 November, petinggi Infiniti mengatakan laporan ini tidak benar dan merupakan spekulasi belaka yang tidak berdasar di linimasa. Pabrikan menyebut bahwa ini bisa berdampak negatif dan serius pada citra mereka.

Sebelumnya, rumor tersebut diperkuat dengan absennya merek dalam gelaran Guangzhou Auto Show tahun ini dan dikabarkan menghentikan produksinya di China.

Selain itu, penjualan dari Infiniti di negeri tirai bambu berlangsung lemah dengan hanya bukukan 255 unit pada Oktober lalu dengan kumulatif selama 10 bulan sebanyak 1.919 unit. Tentu hal ini menunjukkan penjualan lebih buruk dibandingkan tahun lalu yang mencapai penjualan tahunannya hingga 5.824 unit.

Dengan penurunan tersebut, merek premium tersebut harus melakukan eksodus dealer yang telah dilakukan pada awal tahun ini.

Lebih lanjut, laporan ini menunjukkan terjadi restrukturisasi personel berskala besar. Eks head of Infiniti China telah dipindahkan ke divisi Venucia bersama Dongfeng-Nissan dan karyawan lainnya sedang mempertimbangkan transfer internal atau pengunduran diri.

Infiniti juga belum meluncurkan mobil terbaru untuk beralih ke kendaraan energi terbaru terdiri dari hybrid maupun listrik (EV) murni, sehingga tidak menawarkan lebih banyak opsi untuk konsumen di China.

Selain itu salah satu modelnya, QX60 juga tengah disorot karena pelanggan mengeluhkan beberapa aspek, mulai dari suara bising tidak normal hingga kegagalan girboks yang terjadi dalam waktu singkat setelah melakukan pembelian.