JAKARTA - Penutupan pabrik Suzuki Motor Thailand (SMT) pada akhir 2025 mendatang, dipastikan tak ada dampaknya untuk PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) di Indonesia.
Hal tersebut diungkapkan oleh W Marketing Director PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) Harold Donnel, ia mengungkapkan jika melihat dari model mobil yang diproduksi di Thailand tidak di pasarkan di Indonesia pada saat ini.
"Jika melihat dari model-model mobil yang diproduksi di Suzuki Thailand, maka tidak ada dampak maupun pengaruh yang akan dirasakan oleh Suzuki Indonesia, karena model yang mereka produksi tidak dipasarkan di Indonesia pada saat ini," katanya, saat dihubungi VOI, Selasa, 11 Juni.
Memang berkaca dari model yang saat ini dipasarkan di Indonesia, ada beberapa model yang dirakit di dalam negeri maupun impor dari India. Seperti Jimny 5 pintu yang meluncur awal tahun lalu, Suzuki S-Presso, hingga Vitara yang impor dari India.
Lebih lanjut ia mengatakan, sebagai entitas Suzuki yang berbeda negara, pihaknya tidak dapat memberikan keterangan secara resmi. Untuk informasi yang resmi terkait kondisi yang sedang terjadi di fasilitas produksi Suzuki Thailand.
"Bisa mengakses secara langsung pengumuman yang telah diterbitkan oleh principal kami sebagai informasi Suzuki global," tambahnya.
BACA JUGA:
Seperti diberitakan sebelumnya, penutupan pabrik di Thailand sebagai upaya mendorong netralitas karbon dan elektrifikasi secara global, Suzuki telah mempertimbangkan untuk mengoptimalkan lokasi produksi global di dalam grup.
“Akibatnya, perusahaan mengambil keputusan untuk menutup pabrik SMT pada akhir tahun 2025, “ tulis keterangan Suzuki.
Meski menutup pabrik, SMT tetap melanjutkan penjualan dan layanan purna jualnya guna memenuhi kebutuhan pelanggan di Thailand, melalui impor CBU dari pabrik di kawasan ASEAN serta Jepang dan India.
Selain itu, ada alasan lain di balik tutupnya pabrik di Thailand, seperti diungkapkan oleh juru bicara Suzuki.
“Volume penjualan kami di Thailand tidak tumbuh sebanyak yang diharapkan," ungkap juru bicara Suzuki.