Bagikan:

JAKARTA - Dua tahun pandemi COVID-19 menyerang dunia dan juga Indonesia. Dua tahun pemerintah melarang mudik. Tahun ini seiring dengan melandainya kasus COVID-19 pemerintah memperbolehkan mudik.

Presiden Jokowi dalam keterangan video yang ditayangkan di YouTube Sekretariat Presiden, Rabu, 6 April memprediksi ada 85 juta yang akan pulang ke kampung halaman untuk bersilaturahmi dengan keluarga. Dari jumlah ini, 14 juta di antaranya berasal dari wilayah Jabodetabek.

Sementara pembantu presiden, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dalam rapat bersama Komisi V DPR di gedung DPR, Jakarta, Rabu, 6 April memperkirakan sekitar 79 juta orang akan melakukan perjalanan mudik saat Lebaran pada tahun ini. Dari 79 juta tersebut, 13 juta di antaranya pemudik dari wilayah Jabodetabek. Budi menyebutkan, puncak arus mudik diprediksi akan terjadi antara 29 April hingga 30 April 2022 serta 8 Mei.

Sementara pemudik yang akan menggunakan kendaraan pribadi baik roda dua maupun roda empat diprediksi mencapai 40 juta orang.

Sedangkan masyarakat yang akan menggunakan transportasi umum darat mencapai 26 juta dan udara 8 juta.

Selain itu, kata Menhub, juga terdapat 8 juta orang menggunakan kereta api dan 1,1 juta orang akan menggunakan transportasi laut. Kemudian, transportasi yang sudah mulai disiapkan pemerintah terdiri atas 57.000 unit bus, 205 kapal, 327 unit pesawat serta kapal navigasi.

Pemerintah juga menyiapkan berbagai kebijakan untuk mengantisipasi kepadatan. Mulai dari rekayasa lalu lintas, pemberlakuan ganjil genap di jalan tol hingga imbauan agar mudik lebih awal.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyebut, tahun ini total anggaran THR ASN mencapai Rp34,3 triliun. Angka ini disebar kepada ASN pusat, TNI dan Polri sebesar Rp10,3 triliun, ASN daerah sebesar Rp15 triliun, dan bagi pensiunan Rp9 triliun.

Menurut Sri Mulyani langkah pemerintah mengeluarkan THR akan mendorong percepatan ekonomi nasional dengan menambah daya beli masyarakat.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Manparekraf) Sandiaga Uno mengatakan pihaknya melihat rata-rata pengeluaran wisatawan Nusantara (wisnus) sebanyak 48 juta pemudik. Diprediksi ada Rp72 triliun pendapatan yang akan diraih oleh para pelaku parekraf saat mudik lebaran tahun 2022. Angka yang tidak kecil.

Pastinya pemerintah harus siap betul. Mudik merupakan tradisi di Indonesia yang terjadi setiap tahun. Apalagi dua tahun ini tidak bisa dilakukan akibat pandemi COVID-19. Kenapa harus siap betul? Di awal tulisan ini di hari yang sama, Presiden Jokowi lewat chanel Youtube mengatakan ada 85 juta sementara Menteri Perhubungan di DPR mengatakan 79 juta orang. Sedangkan Wakil Presiden (Wapres) KH Maruf Amin seperti dimuat VOI menyebut ada 70-80 juta pemudik yang akan pulang kampung.

Mana yang benar. Presiden, Wapres dan pembantunya bisa beda data. Walau hanya prediksi tapi harusnya dengan persiapan matang pejabat negara satu data. Karena itu mencerminkan koordinasi yang baik.

Apalagi mudik merupakan tradisi. Sudah menjadi peristiwa rutin setiap idul fitri. Merayakan hari kemenangan bersama keluarga di kampung halaman.

Karena rutin dan ini mudik pertama setelah pandemi COVID-19 melandai, maka semua pihak baik masyarakat maupun aparat pemerintah yang terkait harus saling menjaga.

Masyarakat yang mudik wajib taat dan patuh pada protokol kesehatan. Sedangkan aparat pemerintah jangan lengah. Mesti konsentrasi dan fokus. Tentu peristiwa brexit tahun 2016 yang menelan belasan korban meninggal menjadi pelajaran berharga. Sebuah catatan buruk yang jangan sampai kembali terulang.

Jadi, harapan Menkeu Sri Mulyani dan Menparekraf Sandiaga Uno, mudik mendorong percepatan dan membangkitkan ekonomi bisa terealisasi. Dan masyarakat bisa tenang merayakan hari kemenangan di kampung halaman bersama orang tercinta.