Diterjang Angin Kencang, Tiga Penerjun Payung Papua Barat Gagal Mendarat Sempurna
Penerjun payung putri asal Papua Barat, Jose Damayanti mendarat di luar landasan (Foto: Aloisius Namsa/Humas PPM)

Bagikan:

JAKARTA - Ada Tiga atlet terjun payung beregu putri dari Papua Barat, gagal mendarat sempurna dalam pertandingan babak II Terjun Payung PON XX Papua, kategori ketepatan mendarat beregu dan perorangan putra-putri di venue lapangan kantor pusat pemerintahan kabupaten Mimika.

Pelatih terjun payung Papua Barat, Sumeri menyalahkan dorongan angin yang kencang membuat tiga atlet putri asuhannya menjauh dari landasan. Dengan terpaksa, ketiganya memilih mengamankan diri dan tidak bisa masuk dalam titik lingkaran pendaratan, Selasa 5 Oktober.

Tiga atlet putri ini yakni Jose Damayanti, Desy dan Siswi. Ketiganya merupakan penerjun senior dan telah cukup banyak mengikuti event tingkat nasional maupun internasional.

"Anginnya kencang. Itu melampaui batas untuk ketepatan mendarat. Itu sebenarnya hanya untuk mengamankan diri saja," ungkap Sumeri dikutip dari laman resmi PON XX Papua.

Menurutnya, wasit dan official telah mengajukan rejump agar melakukan pendaratan berikutnya. Namun, semua tergantung pada putusan ketiga atletnya.

"Sebetulnya saat mereka mulai terbang dan melepas parasut, sudah ada permintaan dari wasit agar rejump. Mereka mulai diterjang angin di ketinggian yang sama,” tuturnya.

Technical Delegate Cabor Terjun Payung PON XX, Achmad Effendi Soen menjelaskan, untuk pertandingan terjun payung akan dilaksanakan selama 8 babak. Namun, pelaksanaannya tergantung cuaca.

Di Babak II, kategori ketepatan mendarat ini ada lima tim yang terjun, yakni Aceh Putra, DIY Putra, Papua Barat Putri, Jabar Putri dan Jateng Putra.

"Babak satu sudah selesai dan sekarang ini pertandingan babak kedua. Kita kendalanya memainkan cuacanya seperti apa. Kalau pesawat sudah oke dan mungkin besok dan bantuan penambahan pesawat lagi,” jelasnya.