Australia Tawarkan Visa Kemanusiaan untuk Atlet Paralimpiade Afghanistan
Zakia Khudadadi (Foto: Paralympics.org)

Bagikan:

JAKARTA - Dua atlet Afghanistan yang berhasil mencapai Jepang untuk berlaga di Paralimpiade Tokyo mendapat tawaran visa kemanusiaan dari Australia, menurut pengacara yang terlibat dalam evakuasi kedua atlet tersebut dari negaranya.

Alison Battisson dari Human Rights for All mengatakan kedua atlet tersebut, yakni atlet taekwondo putri Zakia Khudadadi dan Hossain Rasouli, yang bertanding dalam lompat jauh putra, Selasa kemarin, "perlu diberi ruang untuk memutuskan apa yang ingin mereka lakukan" setelah perhelatan olahraga terbesar di dunia untuk penyandang disabilitas itu selesai.

Khudadadi dan Rasouli tiba di Tokyo pada Sabtu, 28 Agustus, setelah usaha multinasional berhasil mengevakuasi kedua atlet itu dari ibu kota Kabul, yang sekarang berada di bawah kendali Taliban.

Battisson terlibat dalam upaya untuk mengevakuasi keduanya, bersama puluhan atlet lain.

"Australia telah memberi mereka visa, tetapi ini semua dilakukan dengan amat sangat terburu-buru sehingga mereka membutuhkan ruang bernapas untuk memutuskan apa yang terbaik bagi mereka," kata Battisson dikutip Antara dari Kyodo, Rabu.

Mantan kapten tim sepak bola nasional Australia Craig Foster, yang juga advokat pengungsi yang terlibat dalam evakuasi, Minggu, 29 Agustus, mengatakan bahwa tujuan akhir mereka belum diketahui.

Namun, dia mengucapkan terima kasih kepada Menteri Luar Negeri Marise Payne dan politisi lainnya karena telah melakukan "pekerjaan luar biasa."

Juru bicara Departemen Dalam Negeri, pada Selasa mengatakan bahwa departemen tersebut dapat mengomentari kasus individu, namun Australia telah berkomitmen untuk menerima 3.000 warga Afghanistan di bawah program kemanusiaan negara tersebut.

Prioritas khusus akan diberikan kepada minoritas yang dianiaya, perempuan dan anak-anak, serta mereka yang memiliki hubungan keluarga dengan Australia, menurut pejabat tersebut.

Kedua atlet Afghanistan yang mengikuti Paralimpiade itu telah berada di ibu kota Prancis, Paris, selama sekitar satu pekan setelah mereka dievakuasi.

Rasouli, yang seharusnya berlaga di nomor 100 meter T47 putra, malah bertanding di nomor lompat jauh T47 putra pada Selasa kemarin karena datang terlambat.

Sementara Khudadadi dijadwalkan bertanding di kelas taekwondo K44-49kg putri pada Kamis (2/9). Dia akan menjadi atlet perempuan Afghanistan pertama yang berkompetisi di Paralimpiade sejak 2004, menurut Komite Paralimpiade Internasional (IPC).