CdM Rosan Roeslani Nilai Pentingnya Regenerasi Atlet untuk Persiapan Olimpiade
Chef de Mission Kontingen Indonesia Rosan Perkasa Roeslani (Dok. NOC Indonesia)

Bagikan:

JAKARTA - Olimpiade Tokyo telah berakhir, Olimpiade Paris tinggal tiga tahun lagi. Chef de Mission (CdM) Kontingen Indonesia Rosan P Roeslani menekankan pentingnya regenerasi atlet dalam program pemusatan latihan nasional (pelatnas).

Indonesia membawa pulang lima medali, yakni 1 emas, 1 perak, dan 3 perunggu. Dengan hasil ini, Merah Putih menempati urutan 55 dari 86 peserta. Sementara pada penyelenggaraan Olimpiade sebelumnya di Rio de Janeiro, Indonesia berada di ranking 46 dengan koleksi 1 emas dan 2 perak.

“Peringkat memang turun, tetapi di sisi lain ada faktor positif yang mengejutkan," kata Rosan dalam keterangan resmi yang diterima redaksi, Senin, 9 Agustus.

Rosan menjelaskan, mayoritas peraih medali merupakan buah regenerasi. Peraih medali emas Olimpiade Tokyo merupakan duet pemain senior-junior, Greysia Polii(33 tahun)/Apriyani Rahayu (23). Peraih perunggu dari cabang olahraga angkat besi, yaitu Windy Cantika Aisah baru berusia 19 tahun dan Rahmat Erwin Abdullah berusia 20 tahun.

Di samping peraih medali, kata Rosan, banyak pula atlet muda Indonesia yang berpartisipasii di Olimpiade Tokyo. Sebut saja, atlet rowing Mutiara Rahma Putri dan pemanah Arif Dwi Pangestu yang masih berusia 17 tahun serta Bagas Prastyadi (atlet panahan-19 tahun), Azzara Permatahani (renang-19), Vidya Rafika Rahmatan Toyyiba (menembak-20), Gregoria Mariska Tunjung (bulu tangkis-21), dan Rio Waida (surfing-21).

“Artinya ada atlet-atlet yang bisa dikembangkan dan menjadi tumpuan. Apalagi Olimpiade 2024 Paris tersisa tiga tahun dan beberapa cabor juga sudah marak menyelenggarakan kualifikasi pada akhir tahun sehingga Federasi Nasional sudah harus memikirkan atlet muda ini agar bisa lolos sehingga jumlah atlet yang lolos ke Olimpiade Paris bisa bertambah,” kata Rosan.

Selain pentingnya regenerasi di pelatnas untuk mengadapi multievent, Rosan menilai setiap cabor juga harus memiliki program jangka panjang. “Kita juga lihat, raihan medali dari atlet yang cabor-cabor nya melaksanakan pelatnas berkesinambungan. Sebab, prestasi tidak bisa dibuat secara instan,” katanya.

Rosan yang juga menjabat sebagai Ketua PB PABSI menuturkan, proses regenerasi sudah ia terapkan. Hasilnya pun berbuah manis, mengingat dua lifter muda mampu memberikan medali di Tokyo pada debut mereka di Olimpiade.

“Bahkan di pelatnas angkat besi saat ini ada 16 atlet, 13 di antaranya merupakan lifter muda," pungkas dia.

Pada bagian lain Rosan mengatakan, Kontingen Indonesia Kloter III akan mengakhiri sesi karantina dan rencananya dilepas ke Federasi Nasional pada Kamis, 12 Agustus.