JAKARTA - Ruben Amorim memang memberi pujian kepada pemain Manchester United usai sukses meraih hasil imbang 2-2 melawan Liverpool.
Namun, nyatanya pelatih 39 tahun melihat hasil tersebut tak cukup. Masih ada masalah yang menghinggapi anak asuhnya.
Amorim menilai pasukannya belum mau keluar dari zona nyaman, yang membuat performa Manchester United merosot belakangan.
Pada laga melawan Liverpool misalnya, Amorim melihat para pemainnya masih takut menguasai bola.
Padahal, pelatih asal Portugal itu menegaskan bahwa pendekatan terapi kejutnya dirancang untuk mengguncang The Red Devils untuk keluar dari zona nyaman.
"Saya mencoba (motivasi) itu setiap hari. Saya mencoba mendorong tim ini setiap hari, terkadang mungkin itu bukan cara terbaik."
BACA JUGA:
"Saya selalu menantang para pemain ini dalam segala hal karena saya merasa kami, bukan hanya para pemain, tetapi semua orang di Manchester United, terlalu nyaman."
"Jadi, saya pikir terkadang kami butuh kejutan. Anda bisa lihat hari ini kami adalah tim yang berbeda."
"Itu bukan tentang sistem, itu tentang cara kami menghadapi kompetisi. Saya pikir itu pertanda yang sangat bagus."
"Sangat jelas, kami kalah tiga pertandingan berturut-turut di kandang, beberapa pertandingan kami kebobolan dua gol tanpa melakukan apa pun."
"Saya kecewa hari ini, sangat kecewa. Saya senang dengan penampilannya, tetapi semua orang hari ini akan mengatakan kepada tim bahwa mereka melakukan pekerjaan dengan baik."
"Hari ini saya boleh menjadi satu-satunya orang yang kecewa dengan tim, tetapi hari ini kami adalah sebuah tim," kata Amorim kepada wartawan selepas laga.
Manchester United telah kalah dalam lima dari enam pertandingan liga terakhir mereka sebelum pertandingan melawan Liverpool.
Kini mereka menghadapi pertandingan Putaran Ketiga Piala FA melawan Arsenal pada 12 Januari 2025 sebelum kembali beraksi di Liga Inggris dengan pertandingan kandang melawan klub papan bawah Southampton pada 16 Januari 2025.
Namun, setelah mengalami kekalahan karena inkonsistensi selama masa singkat Amorim, mantan pelatih Sporting CP itu kini bertekad untuk menghindari kemerosotan lain setelah hasil cukup baik melawan Liverpool.
"Tentu saja, tidak hanya sampai akhir musim, itu sangat lama. Namun, kami memiliki beberapa pertandingan bagus selama bulan lalu."
"Hanya saja, kami kemudian turun lagi. Itu adalah sesuatu yang harus benar-benar kami lakukan secara konsisten."
"Kami telah berbicara setelah melawan (Manchester) City dan hasilnya sama. Kami dapat berbicara."
"Namun, kami harus menunjukkan dan melakukannya. Yang terbaik ialah besok kami memiliki latihan dan kami harus mempertahankan tingkat mentalitas yang sama," tutur Amorim lagi.
Amorim juga membela Joshua Zirkzee setelah penyerang itu mengoper kepada Maguire di masa tambahan waktu alih-alih menembak.
Maguire gagal memanfaatkan umpan Zirkzee dengan baik dan melepaskan tembakan yang melambung di atas mistar gawang pada peluang terakhir di pertandingan tersebut.
Namun, hal itu mendapat kredit khusus karena Zirkzee melihat pemain yang lebih menguntungkan dan secara keseluruhan berpikir bagaimana untuk memenangi pertandingan bersama tim.
"Menurut saya, itu adalah keputusan yang sempurna. Ia bisa menembak, tetapi ia menempatkan bola di tengah, satu orang berlari ke belakang, bola sangat lambat bagi Harry untuk mencetak gol."
"Namun, terkadang Anda tidak bisa melakukannya. Menurut saya, Joshua membuat keputusan yang bagus," kata Amorim.
Manchester United membuka keunggulan lebih dulu melalui Lisandro Martinez (52') sebelum disamakan oleh Cody Gakpo (59').
The Reds kembali unggul lewat penalti Mohamed Salah (70'). Gol penyeimbang lahir dari Amad Diallo pada menit ke-80.
Manchester United seharusnya bisa menang ketika Harry Maguire diberi peluang empas untuk mencetak gol tujuh menit memasuki injury time, tetapi bek tengah Inggris itu melepaskan tembakan yang melambung di atas mistar gawang.