JAKARTA - Jurgen Klopp memilih menerima pekerjaan sebagai Kepala Global Football Red Bull setelah meninggalkan Liverpool pada pertengahan tahun ini.
Dia mulai aktif pada Januari 2025 untuk mengepalai semua manajemen klub di bawah Red Bull, seperti RB Leipzig, Red Bull Salzburg, New York Red Bulls, dua klub di Brasil, dan satu tim Jepang tingkat ketiga.
Namun, ternyata keputusannya pergi ke Red Bull justru menuai reaksi keras dari banyak orang, terutama para suporter di Jerman.
Menanggapi hal itu, Klopp menegaskan bahwa keputusannya tidak ingin menyakiti siapa pun.
"Saya tidak ingin menyinggung siapa pun, tentu saja tidak. Secara pribadi saya mencintai semua mantan klub saya."
"Saya benar-benar tidak tahu apa yang sebenarnya bisa saya lakukan agar semua orang senang," kata Klopp dalam sebuah podcast bersama mantan gelandang Real Madrid, Toni Kroos, pada Rabu, 30 Oktober 2024, waktu Jerman.
BACA JUGA:
Red Bull, khususnya RB Leipzig, sangat dibenci oleh banyak penggemar sepak bola Jerman. Perusahaan minuman bernergi itu dianggap perusahaan yang dibenci karena mencoba membeli kesuksesan instan melalui klub yang baru berdiri pada 2009 itu.
Para penggemar di bekas klub Klopp, seperti Borussia Dortmund, telah mengkritik langkah tersebut.
Kemudian, para suporter Mainz mengangkat spanduk bulan ini untuk menyatakan kekecewaan mereka dan mempertanyakan apakah Klopp gila.
Klopp tak menyangka bahwa memilih Red Bull membuatnya dibenci banyak orang. Padahal, awalanya dia tidak pernah memandang keterlibatan Red Bull dalam sepak bola sebegitu kritisnya.
"Saya berusia 57 tahun. Jadi, saya masih bisa bekerja selama beberapa tahun lagi. Namun, saya tidak benar-benar melihat diri saya di pinggir lapangan (sebagai pelatih) untuk saat ini."
"Namun, selalu jelas bahwa saya tidak akan melakukan apa-apa sama sekali. Kemudian kisah dengan Red Bull ini muncul dan bagi saya itu luar biasa," tutur Klopp.
Klopp sejatinya punya niat positif bergabung Red Bull. Dia melihat perannya, terutama sebagai "penasihat", bisa membantu para pelatih di klub-klub yang didukung Red Bull meraih kesuksesan.
"Saya selalu merasa bahwa pelatih adalah orang yang sangat sering kesepian di klub," katanya.
Jika ternyata keadaannya sekarang tak mengenakkan buat Klopp, hal itu semakin menegaskan bahwa klausul untuk pergi kapan pun dari Red Bull bakal lebih cepat diaktifkan.
Sebagaimana diketahui, Klopp punya klausul bisa meninggalkan Red Bull kapan saja kalau Timnas Jerman memanggilnya sebagai pelatih kepala.
Sementara itu, Klopp sebelumnya mengatakan bahwa ia berencana untuk mengambil istirahat panjang setelah meninggalkan Liverpool.
Dia sudah menangani The Reds selama sembilan tahun dan meraih berbagai trofi.
Selama karier kepelatihannya, Klopp sebetulnya tak banyak menangani klub. Sebelum ke Anfield, pri 57 tahun itu cuma menukangi Mainz dan Dortmund.
Klopp punya banyak kenangan dengan Mainz. Dia total menghabiskan 18 tahun di sana sebagai pemain (1990-2001) dan pelatih (2001-2008).