JAKARTA - Penyerang Barcelona, Lamine Yamal, mengatakan bahwa ia sempat merasa gugup sebelum tampil pertama kali di El Clasico melawan Real Madrid pada musim lalu.
Yamal, yang saat itu masih berusia 16 tahun, masuk dari bangku cadangan pada menit ke-76 di Stadion Olimpiade saat Barca dikalahkan 1-2 oleh Madrid Oktober 2023.
"Sejujurnya, saya tidak pernah merasa gugup dalam sebuah pertandingan. Namun, ketika saya masuk untuk debut di El Clasico, ada sedikit rasa gugup."
"Saya melihat wajah lawan dan betapa hebatnya mereka. Saat saya masuk, ada sedikit rasa gugup, tetapi saat saya masuk, itu saja, saya melupakan segalanya. Saya bermain dan menikmatinya," ungkap Yamal kepada La Liga World mengenang musim lalu.
Namun, Yamal sekarang makin matang. Kebangkitan pemain berusia 17 tahun ini ke puncak permainan untuk klub dan negaranya selama setahun terakhir ditandai oleh ketenangannya.
BACA JUGA:
Kegugupan sudah dibuang jauh dari pikirannya. Menatap El Clasico pada 27 Oktober 2024, Yamal malah semakin termotivasi untuk memenanginya.
"Anda melihat kualitas yang ada dalam pertandingan-pertandingan ini. Pada akhirnya, pertandingan-pertandingan itu ditentukan oleh detail-detail kecil."
"Laga El Clasico selalu istimewa. Ini adalah laga El Clasico dan kami semua ingin memenanginya," kata Yamal lagi.
Tantangan Yamal berikutnya di El Clasico ialah berhadapan dengan bek kiri Real Madrid, Ferland Mendy, saat Barca berupaya menjauhkan jarak di puncak klasemen.
Ia kini ada di daftar teratas La Liga musim ini dalam upaya melakukan take on (memenangi duel sambil dribel). Total dia sudah melakukannya 82 kali, 10 kali lebih banyak daripada Vinicius Junior.
Yamal pun diprediksi akan menambah catatan positif itu ketika berjumpa Mendy akhir pekan ini.
"Tahun ini, ketika saya menerima bola, saya merasa penonton mulai bersorak. Hal itu benar-benar memotivasi saya."
"Saya hanya melihat bek sayap itu dan saya menyerangnya dengan segala cara. Itu perasaan yang belum pernah saya rasakan sebelumnya."
"Seolah-olah ibu saya ada di depan saya dan memberi tahu saya untuk menyerang lawan. Saya tidak bisa menggambarkan perasaan itu, tetapi ini luar biasa."
"Saya melakukan apa pun yang saya rasa benar pada saat itu. Pada akhirnya, saya melawan dan rasanya kaki saya terkadang melakukan sesuatu sendiri," ujar Yamal.