JAKARTA – Pengurus Besar Wushu Indonesia (PB WI) terus berjuang agar cabang olahraga (cabor) tersebut sudah bisa secara resmi masuk Olimpiade pada tahun 2032 di Brisbane.
Ketua Umum PB WI, Airlangga Hartanto, mengatakan bahwa federasi terus meminta keterlibatan Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) untuk ikut mendorong Komite Olimpiade Internasional (IOC) agar merestui wushu masuk ajang penting empat tahunan itu.
"Apabila semua proses berjalan lancar, maka pada 2032 di Olimpiade Brisbane, wushu akan dipertandingkan," ujar Airlangga di Jakarta, pada Senin, 30 September 2024.
Cabor wushu rencananya mulai dipertandingkan secara ekshibisi di Youth Olympic 2026 Dakar dan ekshibisi secara keseluruhan di Olimpiade Los Angeles 2028, Amerika Serikat.
BACA JUGA:
Airlangga mengatakan bahwa Indonesia saat ini sudah punya stok atlet-atlet muda yang mumpuni. Jika masuk Olimpiade maka cabor wushu bisa diandalkan menyumbang medali emas.
"Tinggal terus dibina sehingga dalam delapan tahun ke depan, mereka semua masih bisa mempertahankan prestasi ini," kata Airlangga.
Cabang olahraga wushu baru saja meraih prestasi runner-up Kejuaraan Dunia Junior Wushu 2024 di Brunei Darussalam yang berlangsung pada 25-29 September 2024.
Dari ajang tersebut, Indonesia membawa pulang 10 medali emas, 10 medali perak, dan sembilan medali perunggu. Indonesia berada di belakang China yang mempertahankan status juara umum.
"Total sebanyak 29 medali ini membuat kita menjadi yang tertinggi dalam perolehan medali. Atlet-atlet ini ke depan akan menjadi andalan," ujar Airlangga.
Wushu pada saat ini telah berkembang di sebanyak 157 negara. Hal itu sebenarnya sudah lebih dari cukup memenuhi syarat masuk sebagai cabang olahraga resmi di Olimpiade.
Meski demikian, itu bukanlah syarat tunggal wushu bisa masuk cabor resmi Olimpiade. Masih ada syarat lain yang harus dipenuhi seperti federasi induk cabornya harus rapi, transparan, dan aktif dalam Olympic Movement.
Peluang wushu masuk Olimpiade 2032 akan sangat besar jika dilombakan secara ekshibisi di Dakar pada 2026.
Pasalnya, ajang ini dinilai sebagai indikator utama untuk memperkenalkan cabor baru ke dalam Olimpiade.