Bagikan:

JAKARTA - Dunia sepak bola kehilangan pelatih legendaris Sven Goran Eriksson yang meninggal dunia pada Senin, 26 Agustus 2024, waktu Swedia.

Eriksson berpulang pada usia 76 tahun setelah berjuang melawan kanker pankreas stadium akhir.

Beberapa hari sebelum pelatih asal Swedia itu, film dokumenter dirinya berjudul Sven tayang. Dalam adegan terakhir film, Eriksson tampak mengucapkan selamat tinggal yang memilukan sembari mengungkapkan keinginan di mana abunya dilarung.

Sutradara film Sven, Claudia Corbisiero, mengakui bahwa dirinya dan kru menangis saat merekam adegan tersebut.

Padahal, sutradara beserta kru hanya melihat rekaman itu di ruang terpisah. Soalnya, Eriksson ditinggal sendiri dengan kamera dalam adegan terakhirnya itu.

"Ia selalu terbuka, tetapi saya pikir butuh waktu untuk membuatnya benar-benar terbuka tentang penyakitnya dan perasaannya tentang hal itu."

"Sven juga benar-benar ingin memastikan bahwa ini bukan hanya kisah sedih. Itu adalah sesuatu yang sangat ia sukai, yaitu 'Saya tidak ingin ini menjadi hal yang buruk. Saya sedang sekarat'," kata Claudia Corbisiero.

Adegan-adegan terakhir Eriksson dilakukan di Danau Fryken, tempat di mana ia ingin abunya dilarung.

Film kemudian beralih kembali ke rumah Eriksson saat mantan manajer Timnas Inggris itu mengakhiri pesannya dengan ucapan selamat tinggal.

Dalam adegan mengharukan lainnya, anak-anak Eriksson, Johan dan Lina, berbagi momen saat mereka diberi tahu tentang kondisi kesehatan Eriksson.

"Saya menerima 10 panggilan tak terjawab dari saudara perempuan saya, 'Ayah di ruang gawat darurat'."

"Kondisinya tidak baik. Anda bisa tahu saat dokter menangis. Itu bukan kabar baik. Berita terburuk."

"Kami mengetahui bahwa dia telah mengalami lima kali stroke dan kemudian Anda menjadi takut. Panik," ujar Lina dalam film tersebut.

Eriksson mulai mengungkapkan terkait penyakitnya pada awal tahun ini. Dalam film itu dia juga mengutarakan sempat takut menghadapi kenyataan, tapi akhirnya dia bisa menerima.

"Suatu hari, saya terbangun dan merasa pusing. Ya, saya mengidap kanker dan itu saja. Obatnya, kami tidak tahu apa yang akan terjadi. Saya agak takut."

"Butuh waktu, sedikit waktu sebelum Anda bisa menerimanya. Saya masih di sini," tutur Eriksson.

Film dokumenter juga menampilkan David Beckham dan Wayne Rooney yang merupakan anak asuh Eriksson selama menukangi Timnas Inggris.

Beckham memberikan penghormatan kepada mantan bos mereka dalam film dokumenter itu.

"Saya mencintainya sejak hari pertama. Ia menjadikan saya kapten. Kepercayaan yang ia miliki kepada saya sangatlah penting."

"Cara ia melindungi para pemain, cara ia memperlakukan para pemain, itu seperti angin segar," kata Beckham.

Setelah jatuh sakit, Sven Goran Eriksson menghabiskan hampir seluruh waktunya di rumahnya yang terletak di Sunne, Swedia.

Eriksson memimpin 67 pertandingan Timnas Inggris antara Januari 2001 sampai Juli 2006. Dia memenangi 40 pertandingan.

Ia juga memiliki masa-masa yang sukses di klub Benfica, Roma, dan Lazio. Eriksson pernah dua kali menjadi pelatih di Inggris bersama Manchester City dan Leicester City.