Bagikan:

JAKARTA - Manchester City kian dekat merengkuh trofi Liga Inggris 2023/2024.

Setelah menumpaskan perlawanan Tottenham Hotspur 2-0, The Citizens kembali ke puncak klasemen.

Mereka unggul dua poin dari Arsenal yang juga mengincar gelar Liga Inggris.

City dan Arsenal akan melakoni pekan pemungkas kompetisi pada Minggu, 19 Mei 2024. Manchester City akan menjamu West Ham, sedangkan The Gunners kedatangan Everton.

Hasil laga itu akan menentukan siapa juara Liga Inggris 2023/2024.

Andai The Citizens bisa menorehkan tiga poin di laga terakhir liga, mereka dipastikan menjadi jawara kompetisi musim ini.

Bila demikian, Pep Guardiola bisa mencetak sejarah. Dia akan menjadi manajer pertama di Liga Inggris yang bisa menjuarai kompetisi empat musim beruntun.

Raihan itu bakal melewati pencapaian manajer legendaris Manchester United, Sir Alex Ferguson.

Arsitek asal Skotlandia itu paling banter hanya berhasil jawara tiga musim beruntun bersama Manchester United.

Tak hanya itu, Manchester City juga ikut ketiban rekor. Jika kembali juara musim ini, The Citizens untuk kali pertama bisa juara liga empat musim beruntun.

"Pada awal musim, tidak, kami tidak memikirkan empat gelar Liga Inggris (beruntun). Sekarang kami memiliki sesuatu yang unik di depan mata."

"Itu belum pernah terjadi di Premier League (Liga Inggris). Kami harus melakukannya kali ini. Sejarah ada di depan kami. Kami harus menerima bahwa kami belum melakukannya. Ini adalah waktu untuk melakukannya," kata Guardiola seperti dilansir The Independent.

Guardiola lebih lanjut mengutarakan ambisinya untuk mencetak sejarah tersebut. Pertandingan pemungkas liga bak partai fase gugur dalam sebbuah turnamen.

"Kami tahu untuk apa kami bermain. Jadi ini fase gugur, seperti leg kedua perempat final atau semifinal Liga Champions atau Piala FA."

"Suka atau tidak, kami tidak akan mendapatkannya kembali. Ini sederhana. Menang, bagus. Kalah, selamat tinggal. Tidak lebih rumit dari itu," ujarnya.

Situasi kompetisi musim ini seperti dua musim lalu atau 2021/2022. Kala itu, City bersaing ketat dengan Liverpool hingga pekan pemungkas liga.

Musim ini, The Citizens harus bersaing sampai pekan terakhir kompetisi dengan Arsenal dalam perburuan titel Liga Inggris.

Karena itu, Pep Guardiola perlu menularkan semangat berapi-apinya kepada anak buahnya dengan ambisi rekor tersebut.

"Hal itu memicu sesuatu di kepala kami yang mengatakan, 'Teman-teman, belum ada tim yang berhasil melakukannya'. Hal itu menunjukkan bahwa rekor tersebut sulit," katanya.

"Liverpool pada 80-an, Manchester United di era Sir Alex Ferguson pada 90-an, Chelsea dengan (pemilik Roman) Abramovich dan Jose (Mourinho), dan Arsenal dengan (Arsene) Wenger tidak melakukannya. Jadi, kalau belum dilakukan, sulit. Sesederhana itu," tutur Guardiola lagi.

Sementara itu, bagi pemain seperti Josko Gvardiol, Mateo Kovacic, dan Jeremy Doku, bila City bisa mengangkat trofi Liga Inggris 2023/2024, gelar liga itu menjadi yang perdana buat mereka.

Beda hal dengan penggawa lama, semisal Kevin de Bruyne, Kyle Walker, John Stones, Bernardo Silva, dan Ederson yang sudah enam musim di Etihad.

"Pemain yang lebih tua bisa memenangi gelar keenam mereka dalam tujuh tahun. Ini tidak akan terjadi lagi," kata Guardiola.

Kalau berhasil juara musim ini, Guardiola akan bergabung dengan George Ramsay dan Bob Paisley sebagai manajer yang telah memenangi gelar Liga Inggris enam kali di satu klub.

Hanya ada nama Ferguson yang ada di depan Guardiola. Manajer asal Skotlandia itu meraih 11 trofi Liga Inggris bersama Manchester United.

Meski menjadi manajer paling sukses di Liga Inggris, Ferguson punya kans dilewati rekornya oleh Pep Guardiola dalam hal juara liga beruntun terbanyak.

Terlepas dari itu, Pep Guardiola merupakan salah seorang yang menolak gagasan bahwa City bisa mencapai kejayaan dengan uang lebih banyak dibandingkan siapa pun.

Dia menuturkan bahwa Manchester United dan Chelsea telah menghabiskan lebih banyak uang dalam beberapa musim terakhir. Jika itu adalah faktor pentingnya, seharusnya mereka memenangi semua gelar.

Pep Guardiola dapat menghabiskan sebagian besar musimnya dengan mengalihkan pembicaraan tentang potensi pencapaian.

Bahasan soal potensi treble sudah ada tahun lalu, jauh sebelum manajer Manchester City itu melakukannya. Kemudian, timnya mewujudkannya.

Guardiola tidak menghabiskan waktunya memikirkan double treble tahun ini. Dia malah cenderung membicarakan rivalnya, salah satunya, Real Madrid, yang menyingkirkan City dari Liga Champions. Ada juga Arsenal yang masih menjadi lawan pertarungan mengejar trofi liga.

Kini, Guardiola bukan hanya mengincar trofi Premier League atau prospek meraih gelar ganda domestik berturut-turut.

Melainkan, dia ingin menjadi manajer dengan raihan kemenangan terbanyak dalam 15 musim dibandingkan dengan yang diraih banyak klub terkenal selama lebih dari satu abad.

Treble yang diraih City di Premier League, Piala FA, dan Liga Champions musim lalu merupakan yang kedua yang pernah dicatatkan, setelah Manchester United pada tahun 1999.

Prestasi City yang meraih tiga digit poin pada musim 2017/2018 menjadi yang pertama di Liga Inggris, sejauh ini masih satu-satunya dalam hal top poin.

Selain itu, Manchester City sudah bersanding dengan Huddersfield (1920-an) dan Manchester United (2000-an) yang mencetak hattrick atau tiga kali beruntun juara Liga Inggris.

Manchester City di ambang rekor baru karena belum ada tim yang mencetak empat kali beruntun mengangkat trofi Liga Inggris.