YOGYAKARTA - Berlari termasuk olahraga yang sangat kerap menimbulkan luka. Baik pelari yang telah berpengalaman ataupun pendatang baru dapat hadapi musibah berolahraga ini. Kira-kira apa saja sih jenis-jenis cedera yang sering dialami pelari?
Berlari termasuk olahraga aerobik. Tipe berolahraga ini menyehatkan jantung serta pembuluh darah dengan kurangi kandungan kolesterol jahat (LDL) dalam aliran darah.
Cedera lari dapat berlangsung di berbagai bagian kaki yang biasanya diakibatkan oleh terdapatnya tekanan berlebih dikala berlari.
Mengidentifikasi tipe, indikasi, serta pemicu luka dikala berlari, pasti bakal mempermudah Kalian melangsungkan langkah penindakan yang pas, supaya Kalian cepat pulih serta berlari kembali.
Berikut merupakan bermacam tipe cedera lari yang sangat kerap terjadi beserta langkah penanganannya.
Cedera yang Sering Dialami Pelari
1. Patellofemoral Syndrom (Runner’s Knee/Sakit pada Tempurung Lutut)
Patellofemoral Syndrom/Runner’s Knee ataupun biasa dikenal sakit tempurung lutut merupakan luka umum yang dapat dirasakan oleh siapa saja. Lebih-lebih mereka yang kerap melangsungkan kegiatan keras dengan kaki. Khususnya para pelari. Patellofemoral Syndrom/Runner’s Knee kerap melanda anak muda serta dewasa di bawah usia 60 tahun.
Pasalnya, Patellofemoral Syndrom/Runner’s Knee mempunyai sebagian pemicu berbeda. Ini kerap terjalin kala tempurung lutut manusia tidak sejajar. Seiring waktu, tulang rawan di tempurung lutut setiap bisa aus. Saat itu mengalami Patellofemoral Syndrom/Runner’s Knee, seorang bisa jadi merasakan nyeri di dekat tempurung lutut, terutama dikala, naik ataupun turun tangga, jongkok ataupun lutut ditekuk buat waktu yang lama.
2. Cedera Hamstring (Hamstring Injuries)
Cedera hamstring ialah fenomena dikala terdapat salah otot hamstring alami penarikan. Otot-otot di bagian belakang paha tersebut tertarik sebab melebihi kemampuannya.
Cedera hamstring kerap terjadi pada orang yang berolahraga yang melibatkan lari cepat, sebab kaki pelari bergerak serta menyudahi secara tiba-tiba. Umumnya, profesi olahragawan yang kerap alami luka hamstring yakni pemain sepak bola, bola basket, serta tenis. Luka hamstring pula jadi fenomena umum pada pelari serta penari.
Indikasi luka hamstring umumnya muncul rasa nyeri, sensasi robek ataupun terputus pada bagian belakang paha. Beberapa penderita umumnya alami pembengkakan serta memar pada posisi cedera. Cedera hamstring parah sampai menimbulkan pengidap tidak dapat berdiri ataupun berjalan.
Buat menghindari luka hamstring, jalani pemanasan dengan benar saat sebelum olahraga ataupun melangsungkan kegiatan fisik yang intens. Setelah itu, jaga otot senantiasa kokoh serta fleksibel. Bila kalian mau mengejar sesuatu, jalani latihan serta tingkatkan durasi secara perlahan.
3. Stress Fracture (Fraktur Stres)
Stress Fracture yakni retakan kecil pada tulang yang menyebabkan rasa sakit serta seorang tidak nyaman. Luka ini umumnya pengaruhi pelari di bagian tulang kering serta kaki. Stress Fraktur umumnya berlangsung sebab kaki bekerja sangat keras sebelum badan terbiasa dengan kegiatan baru.
Sehingga, membagikan istirahat pada itu penting, sebab tekanan yang selalu pada tulang bisa menimbulkan luka yang lebih serius serta memperlambat pemulihan.
4. Shin Splints
Shin Splints ialah luka dengan rasa sakit yang terjalin di bagian depan ataupun dalam kaki bagian bawah selama tulang kering (tibia). Shin splints (pula disebut medial tibial stress syndrome ataupun MTSS) umum terjadi sehabis seseorang pelari mengganti latihan, seperti berlari jarak jauh ataupun berlari sangat cepat.
Dari segi rasa sakit, Shin Splints susah dibedakan dari fraktur stres pada tulang kering, namun rasa sakit cedera ini umumnya lebih menyebar di sepanjang tulang kering. Melangsungkan pengecekan ke dokter sangat dianjurkan bila tulang kering mulai terasa sakit. Supaya bisa memastikan luka mana yang dirasakan.
Metode menghindari terbentuknya Shin Splints dapat dengan kurangi jarak tempuh aktivitas berlari, memperlambat langkah sampai latihan peregangan.
5. Tendinopati Achilles (Tendinitis)
Tendinopati Achilles ataupun disebut tendinitis, yakni perubahan degeneratif kronis pada tendon Achilles. Istilah buat tendon besar yang menghubungkan betis ke bagian belakang tumit.
Tendinitis Achilles mengakibatkan nyeri ataupun rasa terbakar serta kaku di zona tendon, terutama di pagi hari serta saat beraktifitas. Cedera ini umumnya diakibatkan oleh tekanan berulang pada tendon. Menambahkan terlalu banyak jarak ke rutinitas lari bisa menimbulkan cedera Tendinopati Achilles.
6. Ankle Sprain (Keseleo Pergelangan Kaki)
Ankle Sprain ataupun keseleo pergelangan kaki merupakan peregangan ataupun robekan ligamen yang mengelilingi pergelangan kaki. Luka ini kerap terjalin kala kaki berputar ataupun berguling ke dalam. Menghindari keseleo dapat dicoba dengan melaksanakan istirahat, kompresi es serta melaksanakan treatment sesuai anjuran dokter.
7. Plantar Fasciitis
Plantar Fasciitis ialah infeksi yang terjalin pada plantar fascia. Yang ialah pita jaringan tebal di bagian dasar kaki yang memanjang dari tumit sampai jari kaki. Luka yang mengaitkan plantar fascia timbul dengan nyeri tumit yang parah, terutama pada gerakan awal di pagi hari.
Orang dengan otot betis yang kencang serta lengkungan yang besar lebih rentan terhadap plantar fasciitis. Walaupun Plantar Fasciitis bisa jadi terkait sebab kerasnya aktivitas, plantar fasciitis pula dapat terjadi tanpa sebab yang jelas.
Plantar Fasciitis bisa dicegah peregangan betis, istirahat, menggunakan sepatu yang sesuai setiap saat.
8. Sindrom Pita IT (iliotibial)
Sindrom Pita IT menyebabkan nyeri di bagian luar lutut. Pita IT yakni ligamen yang membentang di selama bagian luar paha, dari atas pinggul sampai bagian luar lutut. Sindrom pita IT berlangsung kala ligamen ini menebal serta menggesek tulang lutut sehingga menimbulkan peradangan.
Jadi setelah membahas terkait cedera yang sering dialami pelari, simak berita menarik lainnya di VOI, saatnya merevolusi pemberitaan!