Bagikan:

JAKARTA - Petenis Tunisia Ons Jabeur mengatasi perlawanan Aryna Sabalenka pada pertandingan semifinal Wimbledon yang berlangsung di Centre Court, All England Lawn Tennis and Croquet Club, London, Kamis 14 Juli. 

Di awal pertandingan, Jabeur sempat tertinggal satu set, untuk kemudian memastikan kemenangan dengan skor 6-7 (5/7), 6-4, 6-3 atas Sabalenka. Pada pertandingan final, ia akan berhadapan dengan Marketa Vondrousova yang menyingkirkan Elina Svitolina.

Ini merupakan kedua kalinya secara beruntun Ons Jabeur melaju sampai final Wimbledon. Kemenangan atas Sabalenka sekaligus menjadi ketiga kalinya Jabeur bangkit untuk menang setelah kalah pada set pertama.

Menemukan Kekuatan

Final Sabtu akan menjadi final ketiganya di ajang Grand Slam, setelah ia kalah dari Elena Rybakina di Wimbledon 2022 dan kemudian dari Iga Swiatek pada US Open juga di tahun lalu.

Marketa Vondrousova. (Instagram @marketavondrousova)
Marketa Vondrousova. (Instagram @marketavondrousova)

"Saya sangat bangga terhadap diri saya sendiri karena jika saya kalah pada pertandingan hari ini, saya akan pulang. Namun saya gembira bahwa saya tetap bekerja keras dan menemukan kekuatan," kata Jabeur seusai pertandingan seperti dikutip dari AFP.

"Saya belajar untuk mentransformasi energi buruk menuju hal baik, maka kemarahan yang saya dapat dari set pertama, saya berusaha untuk tetap fokus," tambahnya.

Jabeur tidak lupa memuji ketangguhan Sabalenka, yang di sisi lain jika sang lawan melaju ke final dan menjadi juara akan menimbulkan sedikit masalah moral bagi panitia penyelenggara Wimbledon.

Seandainya Sabalenka menjadi pemenang pada pertandingan final yang dimainkan pada Minggu 16 Juli, ia akan menerima trofi dari Putri Catherine, istri Pangeran William. Hal itu berpeluang terjadi setahun setelah para petenis Belarus dan Rusia dilarang mengikuti turnamen akibat invasi Rusia ke Ukraina. Belarus sendiri merupakan sekutu kunci bagi Rusia.

Sabalenka awalnya terlihat akan melenggang mulus ke final, setelah tampil bagus pada set pertama. Ia mampu bangkit dari tiga break point pada set pertama.

Petenis 25 tahun itu kemudian bangkit dari tertinggal 2-4 saat tiebreak, untuk mengamankan set pembukaan dalam waktu kurang dari satu jam.

Sabalenka kemudian mematahkan serve Jabeur untuk unggul 3-2 pada set kedua, ketika sang lawan melakukan double fault ketiganya.

Keunggulan itu membesar menjadi 4-2 sebelum Ons Jabeur bangkit dan memenangi empat gim berikutnya untuk menyamakan kedudukan menjadi 1-1.

Semangat Sabalenka terlihat mengendur dan servenya dipatahkan pada gim keenam set penentuan, sebelum Ons Jabeur memastikan kemenangan melalui match point kelima berkat service ace-nya. Sabalenka melepaskan 39 pukulan winner namun melakukan 45 unforced error, ketika harapannya untuk menambah gelar Wimbledon ke dalam koleksi gelar juaranya kandas.