JAKARTA - FIFA resmi mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. Sanksi pun menghantui Indonesia.
Salah satu kekhawatiran adalah tak ada lagi kepercayaan dari FIFA kepada Indonesia untuk menggelar event internasional. Hal itu tak diinginkan Pelaksana Tugas Menteri Pemuda dan Olahraga (Plt Menpora) Muhadjir Effendy.
Dia berharap FIFA memberikan kesempatan kepada Indonesia untuk tetap menyelenggarakan ajang internasional setelah pencoretan sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.
"Perihal (anggaran untuk) stadion dan lainnya itu agar tetap bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin. Kami berharap ada kabar yang agak menyejukkan dari FIFA, karena kan U-nya (Piala Dunia kategori usia) tidak hanya U-20. Ada U yang lainnya," kata Muhadjir.
Selain level senior dan U-20, FIFA memiliki agenda Piala Dunia U-17 pada 2023 dengan Peru sebagai tuan rumah yang dijadwalkan bergulir pada 10 November-2 Desember. Namun pada pertengahan Maret 2023, Peru diguncang gempa berkekuatan 6,7 magnitudo.
Kembali ke Piala Dunia U-20, pencoretan Indonesia sebagai tuan rumah, kata Muhadjir, menjadi kekecewaan dan kesedihan bersama. Terlebih ada potensi sanksi dari FIFA untuk Indonesia.
"Mungkin kita semua kecewa dan sedih karena ekspektasi kita untuk menjadikan event ini menjadi tonggak untuk melakukan lompatan lebih jauh dalam pembangunan persepakbolaan nasional kita," tutur Muhadjir, seperti dilansir dari Antara.
"Ternyata ini tidak seperti yang kita bayangkan dan tentu saja semuanya sudah berlalu dan kita harus segera melupakan segala kesedihan dan kekecewaan," kata pria yang juga menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan tersebut.
Dia mengajak kepada seluruh masyarakat untuk menatap menatap ke depan menata persepakbolaan Indonesia, terutama dengan adanya aturan yang sangat baku yaitu Desain Besar Olahraga Nasional (DBON).