JAKARTA - Mantan pemain pelatnas PBSI, Ihsan Maulana Mustofa, ternyata pernah punya pengalaman menjadi pelatih di Kanada. Dia pun menceritkan kisahnya selama kurang lebih satu tahun di sana.
Ihsan mengaku mendapatkan tawaran saat sudah punya klub di Indonesia. Namun, tawaran itu akhirnya dia terima demi mencari pengalaman di negeri orang.
Pemain PB Djarum itu mengaku betah berada di sana selama melatih klub CST di Montreal. Dia mendapatkan pandangan baru terutama dalam budaya olahraga tepok bulu di Kanada.
Tak seperti di Indonesia, masyarakat Kanada kerap kesulitan dalam fasilitas, peralatan serta perlengkapan. Jika di Indonesia semua sangat mudah dijangkau, hal yang berbeda dialaminya selama di sana.
Ihsan menyebut, tak semua kalangan di Kanada bisa menikmati olahraga bulu tangkis. "Di Kanada mungkin hanya orang-orang tertentu, yang secara finansial mampu," ujarnya, seperti dikutip dari Antara, Rabu, 21 Desember.
"Di sana sewa lapangan mahal sekali. Bagi yang (kondisi ekonominya) berada tidak masalah, tapi kasihan bagi ekonomi menengah ke bawah," lanjutnya.
Menurut Ihsan, jumlah pelatih di Kanada masih sangat minim. Meski secara finansial masyarakat Kanada mampu membayar pelatih, tetapi mereka kesulitan mencari pelatih yang berkualitas.
"Orang tua di sana ingin anak-anaknya menjadi atlet, tapi sayangnya belum banyak yang menemukan pelatih yang benar-benar top," kata Ihsan yang merupakan pemain tunggal putra tersebut.
Menurutnya, banyak anak-anak di Kanada yang permainannya cukup bagus. Sayangnya, ada kendala yang membuat mereka akhirnya tak bisa mengembangkan permainannya.