Bagikan:

JAKARTA - Pebalap Prancis Pierre Gasly dibuat geram setelah traktor melintas di atas trek Suzuka sirkuit saat Grand Prix Jepang, Minggu,9 Oktober. Sirkuit ini juga lokasi meninggalnya Jules Bianchi karena kecelakaan fatal beberapa tahun silam.

Gasly murka karena dirinya bisa saja terbunuh karena menabrak kendaraan berat yang diturunkan ke lintasan untuk mengevakuasi mobil Ferrari Charles Leclerc yang menabrak pagar pembatas saat lap pembuka ketika kondisi hujan.

Bendera merah dikibarkan pada lap ketiga dan balapan harus restart satu jam berselang meski hujan tetap turun.

Bianchi mengalami kecelakaan fatal di Suzuka pada Oktober 2014 ketika ia menabrak traktor crane yang sedang mengevakuasi mobil pebalap lain. Pebalap Prancis menjalani operasi dan sempat koma, tapi tak bisa sembuh dan meninggal dunia pada Juli 2015.

Gasly start GP Jepang dari jalur pit dan masuk ke lintasan di urutan paling belakang dengan jarak pandang yang buruk karena semburan air dari para pebalap di depan. Sainz melintir di tikungan 12 dan menabrak pagar.

Dampaknya, Gasly menabrak pecahan papan iklan yang menempel di depan mobilnya, menghalangi pandangan ke depan.

"Saya bisa saja terbunuh," kata sang pebalap AlphaTauri lewat radio. "Ini keterlaluan, Apa yang terjadi? Saya tak percaya ini," tegasnya lagi dikutip dari AFP via Antara. 

Gasly tak bisa melihat kemana dia melaju dan harus kembali ke garasi.

"Kita kehilangan Jules delapan tahun lalu dalam kondisi serupa, dengan sebuah crane di trek di gravel," kata Gasly setelah lomba.

"Saya tidak paham bagaimana delapan tahun berselang, dalam kondisi serupa, kita menyaksikan crane lagi. Tidak hanya di gravel tetapi di jalur balapan!

Pebalap McLaren Lando Norris lewat Twitter menyoroti insiden tersebut dan terkenang dengan Bianchi.

"Bagaimana itu bisa terjadi?" cuit Norris. "Kita kehilangan nyawa dalam situasi yang sama beberapa tahun lalu. Kami membahayakan nyawa kami, khususnya dalam kondisi seperti ini."

FIA menyatakan akan menginvestigasi kejadian itu setelah lomba.

Gasly juga di bawah investigasi karena diduga melanggar batas kecepatan saat bendera merah berkibar, karena harus kembali ke pit untuk menyingkirkan papan iklan yang tertambat di hidung mobilnya sebelum kembali ke lintasan dan memacu mobilnya agar tidak tertinggal dari rombongan yang sedang dipandu Safety Car, demikian AFP.

Bos tim Red Bull Christian Horner mengatakan insiden itu tak bisa diterima.

"Kita kehilangan Jules Bianchi di sini delapan tahun silam dan itu seharusnya tidak pernah terjadi," kata Horner dikutip Sky Sport. "Harus ada investigasi menyeluruh terkait kenapa ada kendaraan evakuasi di sirkuit."

Pebalap Red Bull Max Verstappen memenangi GP Jepang dan mengunci gelar juara dunia setelah Charles Leclerc terkena penalti lima detik karena mengambil keuntungan dengan keluar lintasan saat ia melebar di chicane terakhir lap penutup.

Leclerc turun ke P3 dan Sergio Perez naik satu posisi membantu Red Bull mengamankan finis 1-2 di Suzuka.