Bagikan:

JAKARTA - Manchester City luluh lantak di tangan Leicester City. Meski bermain di kandang sendiri, City kalah 2-5 di lanjutan Liga Premier, Minggu, 27 September.

City tampil dominan setelah mantan gelandang Leicester, Riyad Mahrez membawa timnya unggul pada menit-menit awal. Namun pola permainan mereka kacau setelah Jamie Vardy menyarangkan gol penyama kedudukan dari titik penalti pada menit ke-37.

Selepas pertandingan, manajer City Pep Guardiola mengungkap penyebab kehancuran City. Ia menuding pola permainan bertahan yang diterapkan tim tamu sebagai biang kerok. 

"Mereka tak ingin bertanding, mereka bertahan jauh ke dalam dan hanya menginginkan serangan balik," kata Guardiola kepada BBC, dilansir Antara, Senin.

"Mereka mencetak gol pertama mereka sampai dan total mengemas tiga penalti, jadi itu sulit sekali bagi kami. Gagal menciptakan peluang membuat kami gugup dan cemas," kata Guardiola.

Absennya dua striker Sergio Aguero dan Gabriel Jesus karena cedera membuat City seperti macan ompong sekalipun mendominasi penguasaan bola.

Sebaliknya pertahanan mereka rapuh sehingga setiap kali Vardy merangsek maju saat itu pula mereka mendapat masalah.

Vardy mencetak dua gol dari penalti dan satu lagi dari finis lewat tumit, sedangkan James Maddison dan Youri Tielemans masing-masing mempersembahkan dua gol terakhir.

Guardiola menyesalkan hilangnya keseimbangan timnya, namun berjanji bangkit. Bagi City, kemasukan lima gol dalam pertandingan liga di kandang sendiri merupakan yang pertama sejak dikalahkan Arsenal 1-5 pada Februari 2003.

"Ini memang hasil yang berat tetapi saya tidak akan menyerah. Saya akan mencari solusi agar tim ini stabil," kata dia.

"Pemain-pemain saya mungkin beranggapan mereka tidak bermain cukup baik setelah kebobolan, tetapi kami pada tahap itu kami sedang mendominasi," sambung dia.

"Masalahnya adalah kami memberikan tekanan ekstra pada diri kami sendiri untuk mencetak gol kedua dan ketiga. Kami harus lebih tenang. Kami harus lebih sabar."