Bagikan:

JAKARTA - Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI) menyebut pemindahan lokasi konser DAY6 dari Jakarta International Stadium (JIS) ke Stadion Madya Gelora Bung Karno (GBK) adalah tantangan terbesar Mecimapro selaku promotor konser. Hal itu disampaikan ketua APMI, Dino Hamid.

"Saya melihat ini dari perspektif industri, tantangan terbesarnya memang terjadi saat Mecimapro harus memindahkan venue karena ada event lain yang harus diutamakan di JIS," kata Dino Hamid mengutip ANTARA pada 8 Mei.

Dino menjelaskan bahwa perubahan lokasi konser ini memberikan tekanan besar dalam hal teknis seperti tata panggung, pengaturan penonton, dan kesiapan fasilitas sesuai dengan standar konser bertaraf stadion.

Ia mengapresiasi langkah Mecimapro yang tetap berupaya memenuhi hak penonton melalui berbagai cara, termasuk menyediakan shuttle, layanan fasilitas tambahan, dan kebijakan refund yang telah diumumkan secara terbuka.

Dino juga menegaskan bahwa tantangan seperti cuaca buruk dan penundaan acara karena faktor keamanan merupakan hal yang bisa terjadi pada siapa pun.

“Kalau ada delay satu jam karena hujan, itu bagian dari standar keamanan. Kita tidak bisa kompromi dengan keselamatan,” tegasnya.

Menutup pernyataannya, Dino berharap publik dapat memahami bahwa promotor tidak hanya menghadapi tantangan dari sisi teknis, tetapi juga dinamika eksternal yang kerap tidak terduga.

Ia menilai langkah-langkah yang sudah diambil Mecimapro merupakan bentuk tanggung jawab yang maksimal di tengah situasi yang penuh tekanan.

Selain itu, APMI juga telah minta Mecimapro untuk meminta maaf atas segala kekurangan yang terjadi selama penyelenggaraan event konser DAY6.

"Promotor sudah melakukan permintaan maaf dan menjalankan komitmennya untuk menjalankan refund yang di janjikan serta memperbaiki kekurangan yang ada kemarin," pungkasnya.