Bagikan:

JAKARTA - Mariah Carey menunjukkan dirinya sebagai salah satu diva terbaik lebih dari tiga dekade, dengan total 15 album studio dan banyak lagu hits yang menjadi standar bagi solois wanita setelahnya.

Saat menjadi tamu podcast Las Culturistas yang dipandu Matt Rogers dan Bowen Yang untuk episode terbaru, diva 55 tahun itu mengungkap album studio terbaik menurut pandangannya.

Mariah menyebut album studio keenam, “Butterfly”, merupakan album terbaiknya, dengan makna yang begitu istimewa.

“Album ini benar-benar memiliki makna yang sangat istimewa bagi saya. Saya rasa album ini mungkin album terbaik saya,” ungkap Mariah Carey.

Album “Butterfly” sendiri memuat single “My All”, salah satu lagunya yang penuh dengan teknik vokal tinggi, yang mana menjadi bahan pembelajaran vokal di banyak sekolah musik.

Menanggapi jawaban Mariah, Rogers mencoba merespon dengan bertanya mengapa “Butterfly” tidak mendapat penghargaan.

“Menurut saya, album ini tidak mendapat penghargaan apapun,” kata Mariah dengan candanya.

“Saya suka album itu. Ada perasaan tertentu saat Anda mendengarkannya. Album ini memiliki banyak keberagaman. Anda beralih dari ‘Breakdown’ ke ‘Butterfly’ ke ‘My All’,” lanjutnya.

Adapun, “Butterfly” dirilis pada September 1997, dengan menampilkan single “Honey”, “Breakdown”, “The Roof”, dan lagu-lagu lain. Album ini memulai debutnya di No.1 tangga lagu Billboard 200 dan disertifikasi lima kali platinum oleh Recording Industry Association of America.

Pada tahun 1998, “Honey” dinominasikan untuk penampilan vokal R&B wanita terbaik dan “Butterfly” dinominasikan untuk penampilan vokal pop wanita terbaik dalam ajang Grammy. Namun, tak satupun piala yang berhasil dibawa pulang Mariah Carey.