JAKARTA - Para vendor yang menyewakan alatnya untuk konser Lentera Festival di Tangerang akhir pekan lalu harus mengalami kerugian akibat tindak anarkis penonton yang merusak dan membakar panggung utama.
Moge yang bertindak sebagai koordinator para vendor dalam acara tersebut menyebut kerugian yang diakibatkan tindak anarkis penonton mencapai lebih dari Rp600 juta. Selain itu, mereka juga kehilangan pekerjaan lain yang seharusnya dijalani setelah Lentera Festival selesai.
“Teman-teman vendor semua menghitung kerugian sekitar Rp600 juta lebih (atau) Rp700 juta kurang. Itu termasuk biaya sewa yang belum dibayarkan,” kata Moge kepada awak media di Tendean, Jakarta Selatan, Rabu, 26 Juni.
“Itu belum termasuk kerugian moril, karena kita harus cancel (membatalkan) kerjaan kita yang lain,” imbuhnya.
Otep yang menyewakan alat-alatnya kepada penyelenggara mengaku harus kehilangan besar. Tidak hanya alat yang dirusak di tempat, tapi juga yang hilang karena dibawa penonton.
BACA JUGA:
“Kerugian dari saya vendor sound system, semua alat band yang di atas panggung rusak. Ada yang dibakar, ada yang dijarah juga kayak monitor, speaker monitor, dan mic. Semuanya hancur seperti yang teman-teman lihat,” ujar Otep.
Sebagai korban akibat tindakan Ketua Panitia yang diduga melarikan uang untuk biaya produksi dan membayar penampil, parq vendor berharap penonton musik bisa lebih dewasa dalam bertindak.
“Kita berharap setelah kejadian ini, event di Tangerang Raya tetap bisa berjalan. Ini cuma gara-gara oknum dan karena penyelenggara yang tidak profesional. Jangan sampai penyelenggara lain yang profesional kena imbas juga,” kata Otep.
“Kita berharap penonton ke depannya lebih dewasa lagi. Jadi, tidak merusak. Kalaupun ada kekecewaan kita memahami, tapi jangan sampai ada perusakan.”