JAKARTA - Dwiki Dharmawan ikut menyoroti fenomena musik Indonesia yang disebut memiliki kekayaan budaya yang tidak habis untuk dijadikan inspirasi.
Sebagai musisi yang mengusung genre world music, Dwiki melihat banyak perkembangan di berbagai daerah. Banyak musisi-musisi lokal mulai membuat kombinasi antara musik tradisional dan musik modern.
Namun, permasalahan utama yang ditemui musisi-musisi lokal tersebut adalah kurangnya kemampuan memproduksi karya musik ke dalam bentuk rekaman yang baik.
“Yang perlu diangkat adalah di daerah-daerah itu kendalanya yang saya lihat, kalau mereka rekaman itu belum tahu bagaimana sih rekamannya itu yang bagus mixing nya, bagaimana sih yang bagus mastering-nya, untuk layak di platform digital,” kata Dwiki Dharmawan di Gambir, Jakarta Pusat baru-baru ini.
Dwiki menyebut perlunya musisi-musisi daerah mendapat pelatihan bukan hanya tentang teknis musikal, namun juga bagaimana membuat produksi musik yang baik. Dengan begitu, para musisi dapat lebih mandiri dalam bermusik.
Selanjutnya, pentolan grup musik Krakatau itu juga menyebut perlunya satu sistem yang mampu mendistribusikan musik yang dihasilkan para musisi daerah.
“Berikutnya adalah bagaimana untuk masuk ke aggregator itu supaya bisa masuk ke platform kayak Spotify. Kan nggak bisa sporadis satu-satu, dia harus melalui platform,” katanya.
Bagi Dwiki, produksi musik di Indonesia akan jauh lebih baik jika setiap daerah mampu berjalan secara mandiri. Saat ini, ia melihat industri musik nasional masih terlalu berfokus di Jakarta.
“Dengan begitu, kreativitas mereka bertambah, agar musik ini tidak terpusat di Jakarta industrinya. Yang perlu dilakukan itu standar-standar industri itu bisa mereka lakukan di daerahnya masing-masing,” pungkas Dwiki Dharmawan.
Terkait
