Bagikan:

JAKARTA - Band metal berhijab, Voice of Baceprot dipastikan tampil di acara Head in the Clouds. Mereka melengkapi line-up yang sebelumnya sudah diumumkan 88 Rising selaku penyelenggara, antara lain; Rich Brian, Joji, Niki, Higher Brothers, August 08, Chungha, Day6kilogram, Stephanie Poetri, dan Dumbfounded. 

"Kami sangat senang bisa menjadi bagian dari anak-anak muda yang telah membuat bangsa ini bangga. Sampai bertemu pada 7 Maret," tulis Voice Of Baceprot di media sosialnya.

Head in the Clouds akan digelar 7 Maret 2020 di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat. Sebelumnya, festival yang sama pernah diadakan di Los Angeles, Amerika Serikat pada 17 Agustus 2019. Kala itu, Rich Brian, Niki dan Stephanie Poetri jadi ambasador Indonesia.

Saat belum tergabung dalam Voice Of Baceprot (baceprot dalam bahasa Sunda berarti ‘bawel’ atau ‘berisik’),  Firrda Kurnia (vokal, gitar), Euis Siti Aisyah (dram), dan Widi Rahmawati (bass) lebih dulu memainkan barisan musik rock dan funk seperti lagu-lagu dari Red Hot Chili Peppers. Pada tahun 2014, ketiganya mengambil kelas musik di sekolahnya di pelosok Garut, Jawa Barat dan membentuk Voice Of Baceprot melalui bimbingan guru musik mereka, Cep Erza. Di sinilah kecintaan akan musik metal itu mulai tergores.

 "Waktu pertama kali dengerin musik metal di laptop Abah - sapaan akrab para personel Voice Of Baceprot kepada Erza - kayak System Of A Down, Linkin Park dan Slipknot, kami udah jatuh cinta aja. Ngerasa bener-bener sesuai sama kepribadian kami, rebell-nya kami," ungkap Firrda suatu ketika.

Tapi, jalan yang  dipilih Voice Of Baceprot ini ternyata dipenuhi berbagai hambatan. Saat itu, orang tua mereka menentang keras anak-anaknya tampil di atas panggung memainkan musik metal. Mereka menganggap, musik metal tidak sesuai dengan ciri seorang muslimah berhijab. Belum lagi kepala sekolah mereka yang memiliki pemahaman konservatif dengan menyebutkan musik itu haram. Yang artinya, musik dilarang dalam Islam

Tapi Firrda, Siti dan Widi mengabaikan larangan orang tua mereka dan suara-suara miring yang terus bertiup di sekeliling gendang telinganya. Mereka tetap tampil di atas panggung secara diam-diam hingga akhirnya mampu membentuk fans base sendiri. Bahkan, video rekaman dari salah satu penampilan mereka di atas panggung yang di-posting di laman Facebook resmi band menjadi viral. 

Voice Of Baceprot sedang menggarap album perdana. Album yang juga dipengaruhi oleh elemen-elemen musik Lamb Of God tersebut bakal dirilis dalam waktu dekat. Namun sebelumnya, mereka telah merilis single secara bertahap, salah satunya adalah School Revolution yang dirilis April 2018.

Stephan Santoso, yang dikenal andal sebagai produser musik dalam memoles lagu-lagu dengan genre rock dan metal menjadi produser untuk tiga remaja berhijab ini. Stephan juga dikenal sebagai gitaris band Musikimia.

Memilih untuk memainkan musik metal di tengah pro dan kontra yang menggelayuti setiap langkah adalah sebuah keberanian. Voice Of Baceprot terus melaju dan membuktikan bahwa anggapan para penentangnya adalah sebuah kekeliruan. Tidak percaya, kita buktikan sendiri di perhelatan Head in the Clouds Maret mendatang.