Mendalami Strategi Perang Gerilya ala Che Guevara
Che Guevara. (Foto: Wikimedia Commons)

Bagikan:

Ernesto Rafael Guevara atau Che Guevara terkenal karena berhasil memimpin perang gerilya pada revolusi Kuba. Revolusi tersebut menjadi martir dari gerakan-gerakan gerilya lain di Amerika Latin. Lantas bagaimana strategi perang gerilya ala Che?   

Che Guevara adalah seorang pejuang revolusi, dokter, sekaligus pemimpin gerilyawan. Ia lahir pada hari ini 14 Juni 92 tahun lalu atau pada 1928. 

Ia menjadi radikal setelah berkeliling ke seluruh Amerika Latin dan menyaksikan langsung kelaparan, kemiskinan dan penyakit yang dialami oleh masyarakat di sana. Akhirnya ia memutuskan untuk mengambil jalur militer dalam perjuangannya melawan rezim Batista.  

Che memang berhasil membuka gerbang revolusi di Amerika Latin dengan menggulingkan rezim Batista di Kuba. Keberhasilan revolusi di Kuba yang direplikasi Che di Bolivia sayangnya gagal. Pada Oktober 1967, Che kandas dieksekusi militer negara tersebut. 

Selain seorang pemimpin gerilyawan, Che merupakan orang yang gemar membaca dan menuangkan setiap pemikiran dan pengalamannya dalam sebuah tulisan. Salah satu buku Che, La Guerra de Guerrillas (1961) menceritakan pengalamannya dalam membangun dan memimpin gerakan gerilya. 

Perang gerilya

Dalam bukunya itu Che menjelaskan tentang perang gerilya dalam konteks abad ke-20 di Amerika Latin. Ia menyinggung soal kemenangan bersenjata rakyat Kuba atas rezim Batitsta, menjadi martir gerakan revolusioner di Amerika Latin. Secara nyata gerakan rakyat tersebut menunjukkan kapasitasnya untuk membebaskan dirinya melalui perjuangan gerilya melawan pemerintahan yang menindasnya. 

Che menekankan perang gerilya sejatinya merupakan perang rakyat. Gerilyawan merupakan perwakilan dari rakyat. Oleh karena itu kekuatan dari gerilyawan pun didukung penuh oleh kekuatan massa dan para petani. Tanpa mereka gerilyawan tak berarti apa-apa. 

Perang gerilya kata Che, adalah basis dari perjuangan yang punya karakteristik bermacam-macam, segi-segi yang berbeda meskipun esensinya sama: pembebasan. "Nyatalah bahwa perang diatur oleh seperangkat hukum ilmiah tertentu, dan siapapun yang menentangnya akan mengalami kekalahan dalam peperangan itu," kata Che dalam bukunya (1961).

Perang gerilya diatur oleh semua hukum-hukum tersebut. Pada dasarnya kondisi sosial dan geografis di masing-masing negara menentukan corak dan bentuk khusus dari perang gerilya. Lalu apa saja hukum-hukumnya?

Strategi

Pertama adalah kita harus menentukan siapa pejuang dalam perang gerilya. Di satu sisi ada kelompok penindas dan agen-agennya seperti tentara profesional, sementara di sisi lain ada populasi bangsa atau kawasan yang terlibat. 

Bagi Che, gerilya sebagai sebuah gerakan bersenjata yang merupakan pelopor perjuangan raykat dan kekuatan terbesar mereka berakar dari gerakan massa. Perang gerilya mulai bisa bekerja ketika memiliki dukungan mayoritas. "Sekalipun memiliki sejumlah kecil persenjataan, dengan itu kita (dapat) mempertahankan diri melawan penindas," tulisnya. 

Kemudian setelah menganalisis corak, bentuk perjuangan dan memahami basis massanya, kita baru bisa melanjutkan ke hukum berikutnya yakni untuk apa perjuangan gerilya tersebut. Kita musti sampai pada kesimpulan yang tak terhindari bahwa gerilyawan/wati adalah pembaru sosial, yang mengangkat senjata menanggapi protes marah rakyat menentang para penindasnya, dan yang berjuang untuk mengubah sistem sosial yang membelenggu saudara-saudaranya dalam kemiskinan dan kehinaan.

Lebih lanjut, bila mendalami taktik perang gerilya, maka kata Che kita akan melihat pejuang gerilya harus memiliki pengetahuan perihal daerah operasi, tempat persembunyian, dan jalur-jalur dan juga rute untuk melarikan diri serta untuk melakukan serangan kilat. Selain itu mereka juga perlu tau seberapa luas dukungan rakyat. Hal tersebut menunjukkan bahwa pejuang gerilya akan melakukan aksinya di daerah yang berbukit-bukit dan jarang penduduknya. 

Prinsip dasar dari perang gerilya menurut Che adalah tidak ada pertemputan, konflik bersenjata atau pertempuran kecil yang akan dilaksanakan kecuali kita yakin menang. "Itu artinya kemampuan 'gerakan bawah tanah', tipuan, atau kejutan merupakan elemen mendasar dari perang gerilya," kata Che.