Hari Bumi: Ketika Gerakan Lingkungan Modern Dimulai
Ilustrasi foto (The New York Public Library/Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Hari ini, 22 April diperingati sebagai Hari Bumi. Sebuah peringatan lahirnya gerakan lingkungan modern pada tahun 1970. Bagaimana sejarahnya?

Mengutip earthday.org, sejak pertama kali diselenggarakan, Hari Bumi dibuat untuk menyuarakan kesadaran publik tentang keadaan planet yang kita tinggali ini. Beberapa dekade menjelang Hari Bumi pertama, orang-orang Amerika Serikat mengonsumsi gas bertimbal dalam jumlah besar berasal dari polusi mobil.

Sementara, industri mengeluarkan asap dan limbah lumpur dengan hampir tidak ada rasa takut akan risikonya. Polusi udara saat itu dianggap sebagai "bau kemakmuran". Mirisnya, pandangan itu tak banyak berubah. Amerika tetap tidak menyadari masalah lingkungan dan bagaimana lingkungan yang tercemar mengancam kesehatan manusia. 

Pada 1969 Gaylord Nelson, Senator dari Wisconsin yang sudah lama menyoroti lingkungan yang memburuk di AS, bersama orang banyak menyaksikan kerusakan yang nyata akibat tumpahan minyak besar-besaran di Santa Barbara, California. Nelson lalu memulai gerakan menanamkan kesadaran publik tentang polusi udara dan air. Gerakannya adalah mengajar dari kampus ke kampus.

Selain itu, ia juga turut membujuk salah seorang anggota Partai Republik, Pete McCloskey yang berpikiran konservatif untuk menjadi wakil ketua bersama. Mereka sepakat bergerak bersama. Setelahnya, mereka merekrut lebih banyak orang untuk bergabung dalam gerakan.

Dimulai

Tanggal 22 April 50 tahun kemudian dipilih untuk memulai pengajaran di kampus. Karena pada waktu itu adalah hari libur para siswa, sehingga mereka bisa memaksimalkan partisipasi siswa dengan baik. 

Menyadari ada potensi besar di sana, salah seorang rekan Nelson yang ikut ke dalam gerakan Denis Hayes mulai membangun jaringan beranggota 85 orang untuk mempromosikan acara mereka di seluruh negeri. Saat itu, mereka mengubah nama gerakan menjadi Hari Bumi yang segera menyita perhatian pers. 

Hari Bumi mampu menggerakkan 20 juta orang Amerika pada saat itu untuk turun ke jalan. Mereka berdemonstrasi menentang dampak pembangunan industri yang sudah berjalan selama 150 tahun.

Kelompok-kelompok yang telah berjuang secara individual melawan tumpahan minyak, pabrik-pabrik pencemar dan pembangkit listrik, pembuangan limbah mentah, pembuangan racun, pestisida, jalan raya, hilangnya hutan belantara dan kepunahan satwa liar mereka semua bersatu menjadi satu gerakan: Hari Bumi.

Pada akhir 1970, Hari Bumi pertama mengarah pada pembentukan Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat dan pengesahan undang-undang lingkungan pertama mereka. Setelah itu banyak beleid yang sifatnya mengonservasi bumi seperti undang-undang pendidikan lingkungan, air bersih, penggunaan pestisida, kebersihan udara dan lainnya. 

Mendekati 1990, sekelompok pemimpin gerakan lingkungan membujuk Denis Hayes untuk sekali lagi mengorganisir kampanye besar lain untuk planet ini. Kali ini, Hari Bumi menjadi global, memobilisasi 200 juta orang di 141 negara dan mengangkat masalah lingkungan ke panggung dunia.

Hari Bumi 1990 memberikan dorongan besar bagi upaya daur ulang di seluruh dunia dan membantu membuka jalan bagi KTT Bumi PBB 1992 di Rio de Janeiro. Hari ini, Hari Bumi secara luas diakui sebagai kesepakatan dunia yang telah ditandai oleh lebih dari satu miliar orang setiap tahun sebagai hari tindakan untuk mengubah perilaku manusia dan menciptakan perubahan kebijakan global nasional, dan lokal.

BACA JUGA:


Tantangan sekaligus peluang besar untuk bertindak atas perubahan iklim telah mendorong masalah ini sebagai topik utama pada perayaan 50 tahun Hari Bumi sekarang ini. Pada akhir 2020, negara-negara diharapkan untuk meningkatkan komitmen nasional terhadap Perjanjian Paris 2015 tentang perubahan iklim.

Sekarang adalah saat bagi warga dunia untuk menyerukan ambisi global yang lebih besar untuk mengatasi krisis iklim kita. Hari Bumi 2020 akan jauh lebih dari hanya perjuangan satu hari.

Hari ini harus menjadi momen bersejarah ketika warga dunia bersatu dan bangkit untuk sebuah kreativitas, inovasi, ambisi, dan keberanian yang kita butuhkan dalam rangka melawan krisis iklim. Dan merebut peluang besar masa depan yakni mencapai dunia dengan nol-karbon.