JAKARTA – Di masa lalu, Indonesia memiliki berbagai kerajaan yang pernah berjaya di masanya. Salah satu kerajaan yang tak bisa dianggap remeh adalah Kerajaan Mataram Kuno. Kerajaan ini memiliki wilayah kekuasaan di Pulau Jawa.
Bahkan, Mataram Kuno memiliki peninggalan yang diakui oleh dunia yakni Candi Borobudur. Candi tersebut berada di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Lokasinya ada di bagian tengah Pulau Jawa (Jawa Tengah saat ini). Pusat dari kerajaan Mataram Kuno disebut dengan nama Bhumi Mataram. Wilayah kerajaan Mataram Kuno dikelilingi oleh banyak gunung-gunung dan pegunungan, seperti Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung Tangkuban Perahu, Gunung Merapi, Gunung Merbabu, Gunung Lawu, dan Pegunungan Sewu.
Selain itu, ada banyak sungai yang mengalir di wilayah kerajaan Mataram Kuno, seperti Sungai Progo, Sungai Elo, Sungai Bogowonto, dan Sungai Bengawan Solo. Perpaduan geografis ini membuat wilayah Mataram Kuno menjadi sangat subur. Berikut penjelasan lebih dalam mengenai salah satu kerajaan yang menjadi bagian dari sejarah Nusantara.
Sumber Sejarah Mataram Kuno
Ada dua jenis sumber sejarah utama kerajaan Mataram Kuno, yaitu prasasti dan candi. Kedua jenis peninggalan sejarah ini menjadi landasan dalam mencari tahu kisah dan seluk beluk kerajaan. Berikut adalah beberapa prasasti yang menceritakan kerajaan Mataram Kuno.
1. Canggal
Prasasti ini berangka tahun 654 Saka atau 732 M (Masehi). Prasasti Canggal ditemukan di halaman Candi Guning Wukir, tepatnya di Dusun Canggal, Desa Kadiluwih, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah.
Huruf yang digunakan dalam prasasti Canggal adalah palawa, sedangkan bahasanya adalah Sanskerta. Prasasti Canggal adalah prasasti pertama yang dikeluarkan oleh Raja Sanjaya dalam rangka memperingati pendirian lingga di atas Bukit Sthirangga.
Prasasti Canggal Koleksi Museum Nasional (kebudayaan.kemendikbud.go.id)
Lingga tersebut didirikan sebagai rasa syukur karena ia telah bisa membangun kembali kerajaan dan bertahta dengan aman dan tenteram setelah mengalahkan musuh-musuhnya.
Dalam prasasti tersebut, Sanjaya tak menyebutkan nama kerajaan yang ia pimpin. Ia malah menjelaskan bahwa rasa di Jawa sebelum dirinya adalah Sanna. Setelah Sanna meninggal, keadaan menjadi kacau, kemudian Sanjaya menjadi raja atas bantuan sang ibu, Sannaha, yang tidak lain adalah saudara perempuan Sanna.
2. Kalasan
Seperti namanya, prasasti berangka tahun 778M ini ditemukan di Desa Kalasan, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Huruf yang digunakan dalam penulisan prasasti ini adalah pranagari (India Utara), sedangkan bahasanya adalah Sanskerta.
Prasasti ini menceritakan tentang pendirian bangunan suci untuk Dewi Tara dan pembangunan biara bagi pendeta oleh Raja Panangkaran atas permintaan keluarga Syailendra. Panangkaran juga menghadiahkan Desa Kalasan untuk para sangha.
3. Mantyasih
Prasasti yang ditemukan di Mantyasih ini—saat ini Meteseh, Magelang, Jawa Tengah—berangka tahun 907 M. Bahasa yang digunakan dalam prasasti Mantyasih adalah Jawa Kuno.
Prasasti ini berisi silsilah raja-raja Mataram sebelum Rakai Watukura Dyah Balitung, yaitu Raja Sanjaya, Rakai Panangkaran, Rakai Panunggalan, Rakai Warak, Rakai Garung, Rakai Pikatan, Rakai Kayuwangi, dan Rakai Watuhumalang.
Kerajaan Mataram Kuno meninggalkan banyak sekali prasasti. Namun, beberapa prasasti tersebut merupakan prasasti yang cukup sering digunakan untuk mempelajari kerajaan Mataram Kuno.
Sumber sejarah yang lain adalah candi dan kerajaan Mataram Kuno merupakan kerajaan yang meninggalkan banyak candi, baik yang bercorak Hindu maupun Buddha. Berikut adalah beberapa candi tersebut: candi Plaosan, candi Prambanan, candi Sewu, candi Kalasan, candi Kedulan, candi Morangan, candi Ijo, candi Mendut, candi Pawon, candi Sambisari, candi Sari, candi Barong, candi Sojiwan, dan candi Borobudur.
Sejarah kerajaan Mataram Kuno dan perubahan kekuasaannya
Nama lain dari kerajaan Mataram Kuno Medang. Kerajaan ini pernah dipimpin oleh tiga wangsa (dinasti), yaitu wangsa Sanjaya, wangsa Syailendra, dan wangsa Isyana.
Wangsa Sanjaya merupakan pendiri kerajaan ini. Mereka merupakan pemeluk agama Hindu beraliran Siwa. Wangsa Syailendra adalah pemeluk agama Buddha. Wangsa Isyana adalah wangsa baru yang didirikan oleh Mpu Sindok.
Raja pertama yang juga menjadi pendiri dari kerajaan Mataram Kuno adalah Sanjaya. Setelah Sanjaya meninggal, takhta jatuh ke Rakai Panangkaran yang memeluk agama Buddha beraliran Mahayana. Ini adalah awal pergantian wangsa dari Sanjaya menjadi Syailendra.
Meski penguasanya telah berganti menjadi pemeluk Buddha, agama Hindu tetap berkembang di Kerajaan Mataram Kuno. Para penganut agama Hindu berada di Jawa bagian tengah-utara, sedangkan penganut agama Buddha ada di Jawa bagian tengah-selatan.
Wangsa Sanjaya kembali berkuasa di kerajaan Mataram Kuno setelah anak Raja Samaratungga, yaitu Pramodawardhani, menikah dengan Rakai Pikatan yang merupakan penganut agama Hindu. Dengan kata lain, penanda kembalinya wangsa Sanjaya di takhta Mataram Kuno adalah diangkatnya Rakai Pikatan menjadi raja.
Ketika itu, Rakai Pikatan juga menyingkirkan Balaputradewa yang merupakan saudraa Pramodawardhani (wangsa Syailendra). Balaputradewa mengungsi ke kerajaan Sriwijaya yang ada di Sumatra. Di sana, Balaputradewa menjadi seorang raja.
Akhir masa kekuasaan wangsa Sanjaya di Mataram Kuno adalah kepemimpinan Rakai Sumba Dyah Wawa. Mpu Sindok naik takhta menggantikan Rakai Sumba Dyah Wawa, kemudian memindahkan pusat kerajaan ke Jawa bagian timur. Mpu Sindok kemudian membangun wangsa baru yang disebut Isyana.
Letak Kerajaan Mataram Kuno
Pusat pemerintahan kerajaan Mataram Kuno sempat berpindah beberapa kali. Pada masa awal pendiriannya, pusat kerajaan Mataram Kuno diperkirakan ada di sekitar atau di wilayah Mataram (Yogyakarta masa sekarang).
Ketika Rakai Pikatan memimpin Mataram Kuno, pusat kerajaan pindah Mamrati (daerah Kedu, Jawa Tengah). Pusat pemerintahan pindah lagi pada masa Dyah Balitung, yaitu di Poh Pitu (masih kawasan Kedu).
Pada masa Dyah Wawa, diperkirakan pusat kerajaan kembali ke Mataram atau Yogyakarta. Ketika wangsa Isyana duduk di kursi kekuasaan, pusat kerajaan pindah ke Jawa bagian timur (Jawa Timur saat ini).
Silsilah raja kerajaan Mataram Kuno atau Medang
Kekuasaan di Mataram Kuno pernah dipegang oleh tiga wangsa. Lalu, siapa saja raja-raja yang memimpinnya? Berikut adalah para raja kerajaan Mataram Kuno dari awal hingga akhir.
1. Sanjaya (pendiri kerajaan Mataram Kuno sekaligus wangsa Sanjaya)
2. Rakai Panangkaran (awal kekuasaan wangsa Syailendra)
3. Rakai Panunggalan alias Dharanindra
4. Rakai Warak alias Samaragrawira
5. Rakai Garung alias Samaratungga
6. Rakai Pikatan (kembalinya wWangsa Sanjaya)
7. Rakai Kayuwangi atau Dyah Lokapala
8. Rakai Watuhumalang
9. Rakai Watukura Dyah Balitung
10. Mpu Daksa
11. Rakai Layang Dyah Tulodong
12. Rakai Sumba Dyah Wawa
13. Mpu Sindok (pendiri wangsa Isyana sekaligus awal periode Mataram Kuno di Jawa Timur)
14. Sri Lokapala
15. Makuthawangsawardhana
16. Dharmawangsa Teguh (akhir Kerajaan Mataram Kuno)
Selain sumber sejarah kerajaan Mataram Kuno atau Medang, ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI.id, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!