Bagikan:

YOGYAKARTA - Kali ini kita bakal membahas soal Sejarah Gunung Krakatau yang dikenal di seluruh penjuru dunia. Yuk kita bahas! Pada 27 Agustus 1883, letusan Gunung Krakatau mencapai klimaksnya. Memunculkan ledakan paling besar, suara sangat keras, peristiwa vulkanik paling menghancurkan dalam catatan sejarah manusia modern.

Letusan Gunung Krakatau dianggap terbanyak ke-5 dalam sejarah geologi planet ini. Memanglah masih terdapat ledakan yang lebih besar, semacam Gunung Toba serta Tambora di Indonesia, Taupo di Selandia Baru, serta Katmai di Alaska. Tetapi itu semua merupakan letusan yang terjadi jauh di masa dulu sekali.

Ilustrasi Letusan Gunung Krakatau tahun 1883 (Gambar prints.royalsociety.org)

Sejarah Gunung Krakatau

Berbeda dengan Krakatau yang meletus di penghujung abad ke-19. Dunia telah jadi tempat yang sama sekali baru, ialah era modern. Banyak manusia canggih dapat melihat amukan gunung berapi itu.

Berawal pada Minggu, 26 Agustus 1883, jam 12.53, letusan permulaan menyemburkan awan gas yang bercampur material vulkanik setinggi 24 km di atas Gunung Perboewatan. Selama 20 jam 56 menit Krakatau mengamuk. Langit di pesisir Selat Sunda serta Lampung gelap. Klimaksnya merupakan ledakan mahadahsyat yang berlangsung pada Senin, 27 Agustus 1883 jam 10.02 pagi.

Terdapat empat ledakan dahsyat yang berlangsung membikin tuli orang-orang yang berada relatif dekat dengan Gunung Krakatau. Tetapi, gelegarnya terdengar sampai Perth, Australia, yang jaraknya 4.500 km.

Letusan tersebut masih tercatat selaku suara letusan sangat keras yang sempat terdengar di muka Bumi. Siapa pun yang berada dalam radius 10 km tentu jadi tuli. The Guiness Book of Records mencatat suara ledakan Krakatau selaku bunyi paling hebat yang terekam sepanjang sejarah.

"Akibatnya tidak cuma melenyapkan suatu pulau beserta orang-orangnya, melainkan membuat mandek perekonomian kolonial yang berusia berabad-abad," demikian ungkap Simon Winchester, penulis buku Krakatoa: The Day the World Exploded, 27 Agustus 1883.

Para Ilmuwan melaporkan letusan dahsyat Gunung Krakatau itu bahkan kekuatannya setara dengan 100 megaton bom nuklir, ataupun setara 13.000 kali kekuatan bom atom yang meluluhlantakkan Hiroshima serta Nagasaki.

Saat meletus pada 26 serta 27 Agustus 1883, Krakatau sudah mengeluarkan jutaan ton batu, debu, serta magma. Materialnya menutupi wilayah seluas 827.000 kilometer. Setelah itu di hari kedua, letusan Krakatau diiringi oleh gelombang besar tsunami yang membawa material vulkanik berbentuk magma serta batu panas menghantam pesisir Lampung serta Banten.

Ketinggian tsunami akibat letusan Krakatau dikala itu menggapai 36 m lebih. Korban jiwa dari letusan Gunung Krakatau sebanyak 36,417 jiwa. Sebanyak 90 persen di antara lain meninggal akibat hantaman tsunami.

Tidak hanya magma, letusan gunung tersebut pula menghasilkan abu yang dikala itu menggapai 17 km kubik. Abu tersebut tersebar nyaris ke seluruh bagian di dunia. Saking banyaknya, matahari tidak nampak selama 3 hari di sekitar zona gunung.

Disebut Kiamat Kecil

Tsunami menerjang tanpa ampun, rumah gedek milik pribumi, ataupun gedung tembok beratap merah milik bangsa Eropa di Anyer hancur lebur. Daerah pesisir lain di Jawa serta Sumatra juga menemui nasib sama.

Dilansir dari beberapa sumber, seseorang pelayan Beyerinck yang datang menjelang subuh di bukit menggambarkan, ombak tsunami tiba kembali pada jam 02. 00. Menghancurkan kompleks keresidenan serta menenggelamkan Kota Ketimbang. Malam itu begitu mencekam, masyarakat di atas bukit melolong penuh keputusasaan sebagian berdoa pada Tuhan.

"Di luar gubuk itu, ribuan orang menangis serta melolong putus asa. Sebagian bersikap tenang berdoa supaya dibebaskan dari mimpi buruk," tulis Simon.

Beberapa pelaut dari Inggris serta Belanda menganalogikannya selaku kiamat. Karena, tidak hanya kawasan Banten serta beberapa wilayah di Sumatra yang gelap gulita, tetapi juga sampai ke Batavia (Jakarta).

Selain itu lebih lengkapnya kalian bisa membaca: “Dampak Apokalips Letusan Gunung Krakatau 1883”.

Jadi setelah mengetahui sejarah Gunung Krakatau, simak berita menarik lainnya di VOI.ID, saatnya merevolusi pemberitaan!