Dua Dekade Leonardo DiCaprio Mengejar Piala Oscar
Leonardo DiCaprio (Sumber: Wikimedia Commons)

Bagikan:

JAKARTA - Leonardo DiCaprio telah malang melintang di dunia Hollywood sejak 1990-an. Sudah banyak film yang ia bintangi meledak di pasaran. Namun hal itu seperti tak cukup membuat dirinya mendapat penghargaan Oscar. Butuh waktu lebih dari dua dekade untuknya bisa mendapat penghargaan tersebut. Bagaimana perjalanan karirnya?

Pria yang lahir pada hari ini 11 November 46 tahun lalu atau pada 1974, mulai berakting pada usia lima tahun. Ia tampil perdana di acara televisi anak-anak Romper Room. 

Menginjak usia remaja, DiCaprio muncul di berbagai banyak iklan dan film pendidikan. Pada 1990, ia mulai tampil di serangkaian acara televisi, termasuk The New Lassie dan Roseanne. Pada 1991, DiCaprio berperan dalam peran berulang di Growing Pains. Tahun itu DiCaprio juga membuat debut layar lebar di Critters 3, film horor dengan anggaran rendah.

Terobosan DiCaprio datang pada 1992 ketika ia mengalahkan 400 calon lainnya untuk berakting berlawanan dengan Robert De Niro dalam This Boy’s Life (1993). DiCaprio mendapat sambutan hangat kembali berakting untuk film berikutnya, What’s Eating Gilbert Grape (1993). Karena aktingnya dalam What’s Eating Gilbert Grape lah, DiCaprio untuk pertama kalinya, di usia yang begitu muda, masuk dalam nominasi penerima Piala Oscar.

Leo dan Piala Oscar 

Saat berakting dalam What’s Eating Gilbert Grape, DiCaprio baru berusia 18 tahun. Ia dinominasikan pada 1993 untuk perannya sebagai Arnie, saudara laki-laki Gilbert Grape (Johnny Depp) dengan kelainan perkembangan. Dalam salah satu adegan yang menyayat hati, Arnie menemukan ibu tercintanya yang terbaring tidak bernyawa. Arnie yang gembira, berpikir sang ibu sedang bercanda dengannya, lalu putus asa ketika mengetahui ibunya tidak akan terbangun.

Namun itu masih terlalu dini bagi DiCaprio untuk mendapatkan Piala Oscar untuk Aktor Pendukung Terbaik. Penghargaan itu jatuh ke tangan Gene Hackman dalam film Unforgiven.

Mengutip Britannica, Pada pertengahan 1990-an DiCaprio mulai menarik penonton yang lebih luas dengan film-film yang lebih mainstream. Dia menjadi idola remaja setelah membintangi karya Baz Luhrmann, Romeo + Juliet (1996) karya William Shakespeare, yang menceritakan kembali kisah cinta klasik secara modern. Pada 1997 DiCaprio menjadi bintang internasional dengan dirilisnya Titanic karya James Cameron yang epik.

Ketampanan dan penggambarannya yang menyentuh sebagai Jack Dawson, seorang seniman tak punya uang yang jatuh cinta dengan penumpang kelas atas (diperankan oleh Kate Winslet), membantu menjadikan Titanic salah satu film berpenghasilan tertinggi yang pernah ada. 

Titanic mendapatkan nominasi untuk 14 penghargaan pemecah rekor dan memenangkan 11 di antaranya, termasuk Film Terbaik dan Sutradara Terbaik. Kate Winslet dinominasikan untuk penampilannya sebagai Rose. Dari para pemeran hingga orang-orang yang merekam suara dan mendesain gaun berhasil semuanya, kecuali Leonardo DiCaprio. 

Kepedihan DiCaprio tidak mendapatkan Piala Oscar tidak hanya sekali dua kali. Pada Oscar 2003, Leonardo tidak dinominasikan untuk perannya sebagai Frank Abagnale Jr. atau untuk Gangs of New York. Saat itu Piala Oscar dianugerahkan kepada Adrien Brody untuk The Pianist sebagai Aktor Terbaik. 

DiCaprio mendapatkan nominasi Oscar untuk kedua kalinya di mana ia berperan sebagai taipan terkenal Howard Hughes saat ia berjuang dengan gangguan obsesif-kompulsif di film The Aviator. Dia meneliti peran tersebut dengan tinggal bersama seseorang dengan OCD dan mengamati tingkah lakunya selama beberapa hari. Persiapan tersebut menghasilkan kinerja yang luar biasa. Tapi apakah itu memberinya Oscar? Tidak. 

Nominasi ketiga DiCaprio adalah ketika ia berperan sebagai penyelundup dan mantan tentara bayaran yang kejam dalam film thriller Amerika-Jerman, Blood Diamond. Kali ini penelitian DiCaprio menghabiskan waktu satu bulan dengan mantan tentara untuk latihan militer dan berburu di semak-semak Afrika Selatan, tapi tetap saja itu tidak cukup. Piala Oscar saat itu jatuh kepada Forest Whitaker yang berakting untuk The Last King of Scotland.

Akting DiCaprio pada Wolf of Wall Street (2014), film yang didasarkan pada memoar Belfort pada 2007 dengan nama yang sama, membawanya kepada nominasi Oscar untuk keempat kalinya. Namun lagi-lagi, DiCaprio tidak mendapatkan Piala Oscar. 

Hingga akhirnya pada 2016 merupakan tahun terbaik bagi Leonardo DiCaprio yang lalu menjadi berita utama. Leonardo DiCaprio akhirnya kmendapatkan Piala Oscar pertamanya. Mengutip laman resmi Oscar, film ini juga dibintangi Tom Hardy, yang berdasarkan kisah nyata penjelajah abad ke-19 Hugh Glass (DiCaprio), yang melakukan perjalanan hampir 200 mil ke peradaban untuk membalas dendam setelah rekan-rekannya meninggalkannya karena mati dan membunuh putranya.

Atas perannya tersebut, DiCaprio memenangkan Aktor Terbaik dalam Peran Utama untuk penampilannya di The Revenant. Pidato penerimaan Oscar-nya tentu saja menjadi salah satu buku rekor. 

"Pembuatan The Revenant adalah tentang hubungan manusia dengan alam. Dunia yang secara kolektif kami rasakan pada 2015 sebagai tahun terpanas dalam sejarah yang tercatat. Produksi kami perlu pindah ke ujung selatan planet hanya untuk dapat menemukan salju. Perubahan iklim itu nyata, sedang terjadi sekarang," kata DiCaprio. 

"Untuk anak-anak dari anak-anak kita, dan untuk orang-orang di luar sana yang suaranya telah tenggelam oleh politik keserakahan. Saya berterima kasih kepada Anda semua untuk penghargaan luar biasa ini malam ini. Mari kita hargai planet ini. Terima kasih banyak," ujar DiCaprio. 

Leonardo DiCaprio memang istimewa. Terima atau tidak terima penghargaan, akting selama bertahun-tahun tidak menunjukkan penurunan. Meskipun dibanjiri tawaran untuk tampil di film laris dan film mainstream lainnya, DiCaprio kerap menerima peran yang menampilkan karakter kompleks yang telah menentukan kariernya.